Kamis, 08 Oktober 2015

Birahi kakak ipar



Aku seorang pria yang sudah menikah. panggil saja Edo. Aku sekarang tinggal di jogja, walaupun aku bukan asli jogja, istri ku yang asli jogja. Aku menikah muda,23 tahun, saat aku masih kuliah, dan istri ku juga. kami menikah karena MBA. Karma kata teman-teman ku. Aku bukan PK yng suka ganti-ganti pasangan, hanya tidak bisa menahan hasrat saja. Ini adalah kisah ku dengan kakak ipar ku yang bisa dibilang, tidak akur tapi hanya akur masalah sex.


Istri ku anak kedua, hanya dia dan kakaknya yang keduanya wanita, sedangkan aku anak tunggal. Pengalaman sex pertama istri ku adalah dengan ku, sedangkan aku memang sudah rusak dari SD. Dulu di SD aku pernah main titit sama adik teman yang juga tetanggaku. Maksudnya main titit adalah kami saling menggesekkan alat kelamin, dan itu waktu aku masih kelas 2 SD, bersama 2 teman tetangga ku lainnya. kelas 3 SD aku sudah nonton LD bokep, mulai masturbasi, mengintip pembantu mandi, dan bahkan memaksa menyusu pada pembantu ku. Kelas 5 SD, aku sudah ciuman dan petting tetangga yang memang akan pindah ke luar kota, juga baca novel porno bahasa inggris ayah ku. Bahkan SMP aku sudah melepas keperjakaan ku.(nanti beda cerita deh).

Istri ku,sebut saja Ani, adalah pacar resmi ketiga ku, yang memang mengangkat ku dari keterpurukan, memberi ku semangat kuliah lagi, dan ingin ku nikahi, aku memang serius. Aku memang tidak bisa pacaran tanpa ML,kedua pacar ku sebelumnya pun ku perawani, dan istri ku tak terkecuali. Aku memang tidak pernah dan tidak suka ML pakai kondom, sehingga entah aku telat cabut, atau perhitungan istri ku salah, akhirnya kami menikah karena dia hamil. Salah satu yang sangat menentang pernikahan kami dan sangat membenci aku adalah kakak ipar ku, sebut saja Donita. ternyata baru ku tahu dia adalah cewek yang jarang punya pacar, pacarnya yang sekarang adalah pacar yang keduanya, dan bisa dibilang tidak begitu popular dikalangan pria. Beda dengan istri ku yang memang banyak yang suka, sehingga aku mematahkan hati cukup banyak pria karena dia menikah denganku. Yang membuat mbak Donita tambah benci kepada ku saat itu, mungkin karena aku tinggal bareng mertua dan masih merepotkan. Jadilah di rumah itu ada 6 orang, Ayah dan Ibu mertua, aku, istri, anak, dan mbak Donita. Ini belum termasuk eyang putrinya istriku.

Setelah putri pertama ku lahir, entah mengapa, aku sangat susah dapat jatah dari istri, bisa 1 bulan sekali, itupun kalo moodnya bagus. Banyak sekali alasannya, mulai dari capek mengurus anak, hingga dia berlendir, yang artinya tanda sedang subur. Mau tak mau aku harus menahan diri. Untungnya aku punya beberapa teman cewek yang baik hati dan mau jadi teman selingkuhku. Kami melakukannya karena memang suka dan butuh. Tapi kalau memang tidak bisa, ya balik ke selera asal, onani.

Aku bisa agak nyeleneh masalah sex. Aku dari SMA mulai menyuaki Panty Fethisism, maksudnya onani sambil mencium celana dalam bekas seorang wanita. Lebih bagus kalau aku tau memang itu celana dalam milik cewek yang aku suka, bekas pakai, jadi masih berbau khas cewek. Nikmat rasanya onani dan akhirnya menumpahkan sperma ke celana dalam bekas itu, sambil membayangkan menumpahkan sperma di memek cewek itu.

Beberapa kali aku terpaksa memakai celana dalam mbak Donita, kakak iparku, saat istri ku tak memberiku jatah. Memang kalau masalah cantik, labih cantik dan putih Ani, istri ku, tapi kalau masalah body, toket n bokong lebih besar mbak Donita.

Istri ku yang sudah menyusui saja cuma 38b, sedangkan mbak Donita yang belum menyusui sudah 38b juga, kadang kalau tak salah dia pakai yang 40b tergantung merek bra nya. Aku memang cowok yang tidak begitu mempermasalahkan muka pasanganku, yang penting enak dilihat, karean aku sadar diri aku tidak ganteng. Tapi yang penting cewek ku , harus chubby, agak gendut tak apa, asal bokong dan toketnya, wuih. Itulah alasan aku cukup sering memakai celana dalam mbak Donita untuk masrturbasi, bodynya itu yang bikin aku sering horny dan membayangkan ML sama dia. Dan semuanya aman-aman saja ku lakukan tanpa ketahuan, hingga suatu malam.

Malam itu seperti malam lainnya, dimana aku gagal minta jatah dan terpaksa mengendap-endap ke mesin cuci mencari celana dalam kotor mbak Donita untuk pelarian. Setelah mendapatkan yang ku cari, aku segera menuju ruang computer yang berada di belakang dekat kamar mandi. Aku mulai menyalakan computer, dan menonton koleksi bokep ku. Aku simpen di folder yang terproteksi password, jadi tak ada seorang pun yang bisa membukanya. Aku sudah hafal kebiasaan rumah ini. Tidak ada yang bangun ke kamar mandi sampai jam 4 pagi, jadi karena sekarang masih jam 12.30 malam, aku aman untk melakukan pelampiasan hasrat ku. Sebelum terlalu tenggelam dalam kegiatanku, ku cek sekali lagi kondisi rumah, semuanya tertidur lelap, kecuali mbak Donita yang sedang asyik telepon dengan pacarnya.

Tiba-tiba terdengar suara desahan tertahan dari dalam kamar mbak Donita. Aku yang terbiasa dengan suara seperti itu, jadi penasaran apa benar suara tersebut seperti dugaanku, mbak Donita sedang phone sex. Sampai sekarang aku tak bisa phone sex walaupun pernah sekali mencoba bersama salah satu teman cewek ku. Aku menunggu sambil pura-pura nonton tv. Tak berapa lama, mbak Donita keluar ke kamar mandi.

Aku pun mematikan tv dan ikut ke belakang. Mbak Donita pun langsung bertanya, mau ngapain le?, main computer jawab ku santai. Mbak Donita pun masuk kamar mandi, dan ketika dia keluar, aku pun bertanya dengan santainya, habis ngapain mbak? kok ada suara suara dari dalam kamar tadi?. Mbak Donita agak kaget, malu dan marah, maksud mu apa to le? kamu nguping mbak telpon tadi? sambil pura-pura nonton tv?

siapa yang nguping? kan suaranya kedengeran sampai luar. kalau ada orang bangun nonton tv selain aku juga pasti denger suara desahan mbak di kamar. ngapain sih mbak? ga dapet jatah dari mas adi? tanya ku santai. sok tau kamu! jawab mbak Donita sambil berlalu. Aku pun malas bertanya lagi, dan hanya berkutat di depan computer. Di rumah memang aku dipanggil tole oleh mertua dan mbak Donita, karena aku cowok satu-satunya selain mertua laki-laki.

Tak lama, aku mendengar samar ada teriakan tertahan. Penasaran, aku lalu menuju kamar mbak Donita, dan memang terdengar lagi desahan-desahan tertahan. Timbul niat iseng ku, ku ambil hp ku dan merekam desahan-desahan mbak Donita.Hanya sebentar, dan aku yang makin horny karena desahan mbak Donita, segera kembali ke computer dan memulai bokep ku. Celana dalam mbak Donita pun ku keluarkan, dan mulai ku n cium-cium aromanya. Ak pun mulai onani dengan santainya.

Lupa dengan kemungkinan mbak Donita keluar dan memergoki aku sedang onani. Dan ternyata benar saja, saat aku sedang hampir orgasme, dengan celana dalam mbak Donita ku ciumi aromanya, mbak Donita memergoki aku. Aku yang gagal orgasme, bercampur malu, bingung menyembunyikan celana dalam mbak Donita. ooo, jadi begini to kalo kamu gak dapet jatah dari dek Ani? Ayo ngaku le! kamu habis ngapain tadi? tunjukin tu celana dalem! perintah mbak Donita. ampun mbak, kalo mbak gak bilang siapa-siapa, aku juga gak bakal kasih tau siapa-siapa tentang phone sex mbak deh. nego ku dengan agak takut, karena memang mbak Donita terkenal galaknya. Mbak Donita pun tak kalah gertak,mana buktinya kalau aku phone sex? kalau kamu, sudah ada bukti jelas.

Aku dengan santainya mempedengarkan hasil rekaman ku., dan mbak Donita langsung melunak seketika. ya jangan gitu lah le, kamu ga kubilangin deh, tapi hapus rekaman mu itu. aku malu kalo ketahuan le. bujuk mbak Donita. Aku sih santai saja. karena sudah ku back up di computer dengan kabel data sesaat sebelum ini. aku pun menyanggupinya. Dengan mbak Donita yang lebih melunak, dia yang mengajak aku bicara duluan. gak dapet jatah le? tanya mbak Donita, sambil mendekati ku, menarik kursi dan duduk agak jauh dari ku. ya iya lah mbak. kalo aku dapat jatah, aku mana mau onani. kan lebih enak ML. tapi dek Ani kan memang ada aja alasan untuk ga ML sama aku. terpaksa onani lah, daripada ke sarkem (sarkem tu pasar kembang- tempat prostitusi di jogja). trus mbak juga ngapain phone sex? kan tiap hari bisa minta mas Adi? masih kurang jatah malam ya? horny amat seh? tanya ku. dan entah kenapa mbak Donita diam saja, malah balik bertanya. itu celana dalam ku to? kenapa kamu pake onani le? kamu ga cukup sama de Ani. dan sudah berapa lama kamu kaya begini? kalau berapa lama, ya ga tau, tapi setiap ada kesempatan, dan de Ani ga kasih jatah, ya begini jadinya. aku kan orang yang gampang horny mbak. jawab ku jujur, daripada nanti dia lebih marah lagi, bisa bahaya. trus mbak sendiri ngapain? tadi belum jawab pertanyaan ku lo. Mbak Donita tak menjawab. dia hanya diam, dn mendekati ku. Le, punya mu sebesar apa to? coba ku lihat., sambil menark tangan ku yang menutupi kontol dan celana dalamnya.

Agak kaget dia ketika melihat kontol ku yang sudah menegang, dan diambilnya celana dalamnya yang sudah basah oleh sperma ku, dilihat dan diciumnya celana dalamnya. bau pejuh mu le, lumayan kental ya. kontol mu juga sedikit lebih besar dari mas Adi. De Ani dulu selalu ngerasain itu ya? Ku lihat mbak Donita yang sepertinya horny juga lihat kontol ku, wah kesempatan nih, pikir ku. kalau mau pegang boleh loh mbak. Tapi mbak Donita malah bangun dan masuk kamarnya, tanpa berkata apa pun, membawa celana dalamnya yang ku pakai onani tadi, entah untuk apa.

Besoknya, aku dirumah sendirian. Ayah dan ibu mertua kerja, istri ku ada kuliah, sedangkan mbak Donita sudah pergi entah kemana. Anak ku biasanya dititipkan ke tante dari istri ku, karena memang harusnya aku pun sedang mengajar. Aku kerja sambilan jadi tentor di sebuah lembaga pendidikan. Tapi karena tadi pagi ternyata ada sms tidak ada kelas, aku di rumah saja. aku lantas beDonitasiatif membersihkan rumah. Maklum numpang mertua, jadi harus bantu bersihin rumah. Tiba-tiba ada suara motor masuk, ku kira istri ku sudah pulang kuliah, tapi ternyata mbak Donita yang pulang. Mbak Donita masuk tanpa menyapa ku. Aku pun tak peduli, dan selesai bersih-bersih, aku langsung nonton tv. Tak ku duga mbak Donita memanggilku, le! kesini bentar! aku mau ngomong! penting! nadanya agak tinggi. Aku yang malas, menghampirinya. Kaget juga aku saat tau di kamarnya dia siap sedang bersiap ganti baju. Duduk le! Aku Cuma mau kasih tau kamu, kamu ga boleh lagi onani kaya semalam. bagaimana pun juga kamu sudah punya istri. dan kalau tidak bisa tahan dan horny sekali, kamu kan bisa minta sama aku. kata-kata terakhir mbak Donita adalah kata-kata yang paling aneh yang pernah ku dengar. jangan bercanda lah mbak. nanti kalau aku mau beneran baru kapok loh jawab ku setengah tak percaya.

Mbak Donita dengan tak terduga melemparkan celana dalam yang kemarin ku pakai onani kepada ku, dan lalu melorotkan celana pendek jins yang dia pakai. Aku diam dan kaget melihatnya, Gila, ada apa dengan mbak Donita sih? tanya ku dalam hati. Setelah celananya lepas, dia pun melepas celana dalamnya, lalu melemparkannya pada ku. cepat onani lagi pakai celana dalam ku, aku juga mau onani liat kamu onani. biar adil kita Aku hanya diam, walau kontol ku sudah tegang, dan sangat terangsang melihat dia mulai duduk mengangkang dan memainkan klitorisnya sendiri. Aku mengambil celana dalam yang dipakainya, hitam, agak transparan, dan ku cium, lalu ku sentuhkan ke kontol ku dan mulai onani.

Tak tahan dengan pemandangan dan tau kalau mbak Donita belum akan orgasme, aku menawarkan sesuatu pada mbak Donita, mau ku bikin orgasme enak ga mbak? dijamin minta lagi deh. Tanpa menunggu jawaban, aku pun menghampiri mbak Donita dan mendekat wajah ku ke gawuknya. Mbak Donita tampaknya tahu apa yang akan ku lakukan. Ku mulai dengan mencium bibir gawuknya, mulai menjilati selangkangan dan bagian dalam pahanya. Lalu aku mulai naik menjilati klitorisnya. Mbak Donita yang dari tadi sepertinya menahan desahan, tiba-tiba menekan kepala ku ke gawuknya. Aku mulai menikmati seluruh bagian gawuknya. Aku sangat suka menjilati gawuk wanita, baunya yang khas, rasanya yang khas, semuanya menggoda ku untuk terus menjilat, mencium dan menghisap gawuknya. Mbak Donita ternyata sangat suka ketika aku menghisap dan menggigit klitorisnya. Desahannya makin menjadi saat ku lakukan itu. Jari ku pun tak mau diam, aku mulai memasukkan jari manis dan tengah ku mencari g-spotnya. Tiba-tiba mbak Donita membuka semua sisa pakaiannya, lalu menarik tangan kiri ku ke toketnya, dan aku mulai merangsang toketnya. Tak lama, dengan intensnya rangsangan di g-spot dan klitorisnya, mbak Donita pun orgasme, dengan aku yang masih menghisapi klitorisnya kuat-kuat. Basah semua mulutku dengan cairan gawuknya.

Mbak Donita yang sepertinya sudah cukup pulih tenaganya menarik ku duduk di sebelahnya. Aku pun mulai lagi rangsangan di gawuk dan mulai menghisapi putingnya. Tanpa ku duga, mbak Donita menarik muka ku dan mencium bibir ku penuh nafsu, dan ku layani ciumannya, sambil terus melakukan rangsangan di toket dan gawuknya. Tangan mbak Donita tiba-tiba aktif mengocok kontol ku. Selepas ciuman, mbak Donita langsung mengarahkan mulutnya untuk menyepong ku. Ku sambut dengan sedikit jambakan rambut, agar batang kontol ku bisa masuk semua dan bisa menyentuh kerongkongannya. Teknik sepong mbak Donita ternyata hebat, entah belajar dimana dia. Istri ku tak pernah mau menyepong ku, jadi aku sangat suka saat mbak Donita ternyata menyepong ku. Kepala kontol ku dihisap keras-keras, dan lubang kencing ku dijilatinya begitu nikmat hingga hampir saja aku orgasme.

Tak tahan lagi ingin mencoba kakak ipar sendiri, aku langsung minta ijin memasukkan kontol ku ke gawuknya yang lumayan sempit.(dibanding istri ku yang sudah pernah melahirkan). Mbak Donita tak menjawab apa-apa, hanya mebuka pahanya lebar, lalu melepaskan kontol ku dari mulutnya, lalu mulai menciumi ku. Perlahan ku arahkan dan ku masukkan kontol ku ke gawuknya. Ku tekan pelan, mulai masuk, dan akhirnya masuk semua batang kontolku dalam gawuk mbak Donita. Mulai ku genjot pelan, kami pakai gaya misionaris. Mbak Donita mulai mendesah agak keras, aku pun mulai mempercepat genjotan ku. Enak le? sama dek Ani enak mana? tanya mbak Donita pada ku yang sibuk menghisap dan menggigit putingnya. Dek Ani sudah agak longgar mbak, lebih sempit gawuk mbak lah. Aku suka banget loh mbak. Apa lagi aku dah hampir 1 bulan ga dapat jatah. Ini benar-benar sangat enak. Toket mbak memang mantap, lebih padat dan besar dari dek Ani. Kemarin-kemarin cuma bisa onani sambil bayangin ngentot mbak Donita. Eh, sekarang malah ngentot beneran. Mbak sendiri kenapa akhirnya mau mbak? tanya ku sambil tetap menggenjot. Mbak Donita yang kelabakan dengan genjotan ku, menjawab sekenanya. ga puas ma mas adi le, dan penasaran sama kontol mu. enak gak kalau masuk gawukku? Ternyata gede dan enak ya le. Tau begini, dari dulu-dulu mbak ngajak kamu *******. mbak suka banget kamu jilatin gawuk mbak kaya tadi. nanti lagi ya. oke mbak, asal aku dapat gawuk mbak, aku pasti puasin mbak lah.

Cukup lama juga gaya misionaris ini. Lalu mbak Donita mulai beDonitasiatif diatas, memperlihatkan goyangan toketnya yang besar itu sambil ku remas dan ku hisap, bahkan ku gigit yang ternyata membuat mbak Donita tambah liar menggoyangkan pantat dan bahkan mengkegel kontol ku. Tak kuat akan orgasme, ku minta mbak Donita menungging dan aku mulai gaya favorit ku, doggie, yang ternyata juga gaya favorit mbak Donita. Sebelum ku sodok, ku jilati dulu belahan dan lubang pantat mbak Donita. Geli le, tapi enak katanya. Saat ku sodok dan ku pacu gawuknya dengan agak kasar dan cepat, ku masukkan juga jari telunjukku ke lobang pantat mbak Donita. Mbak Donita mendesah lebih seru seperti menikmati sodokan di kedua lobangnya. Tak lama mbak Donita meminta ku memacu lebih keras dan cepat, yang cepet le, lebih dalem lagi, aghagahenak leyang kuat leaghmmmhhhagak kasarpantat ku kobel aja leaghmasukin lagi jari mu.enak le.bentar lagi aku orgasmeaghagh.aghaaaaaagggghhhhh�� !!!! teriak mbak Donita yang tak peduli apa-apa lagi selain nikmatnya sex. Aku pun mengistirahatkan sejenak kontol ku. Setelah cukup pulih dan selesai orgasme mbak Donita, kembali ku pacu dengan cepat gawuknya.

Sebentar saja, aku bertanya, mbak, ku keluarin dalem gawuk ya. biar plong rasanya, dan puas bisa orgasme dalam gawuk mbak. Mbak Donita hanya terus mendesah dan ku anggap itu jawaban ya. mbakenak mbakdi kegel mbakkempot kontol ku mbakenak mbakaghaghkeluar mbak!�� Ku tunggu berhenti muncratnya pejuh ku, lalu ku cabut kontol ku agar aku bisa berbaring disebelah mbak Donita. Tapi mbak Donita langsung menyambar kontol ku dan menghisap, mungkin membersihkan sisa pejuh ku. enak pejuh mu le. pantes dek Ani suka. tapi tenang, aku punya pil kok. kan mas Adi juga gak mau numpahin pejuh di luar gawuk ku. Ku cium mbak Donita, lalu mulai kurangsang lagi dia. Pejuh ku yang keluar dari gawuknya diambilnya dengan jari dan dijilatnya. kalau mau coba nanti bisa ku keluarin di mulut mbak deh. mau coba? dek Ani ga pernah mau, jadi ku kira mbak gak suka kata ku.

Mbak Donita tak berkata apa-apa, tapi langsung memegang kontol ku dan mulai menyepong. Nikmatnya, tau begini dari dulu ya mbak. coba bisa tiap hari begini. asyik deh Mbak Donita tak berkomentar dan terus menyepong. Aku pun tak mau kalah, ku jilati dubur mbak Donita. Semoga mbak Donita mau di anal.

Aku yang sudah tak tahan lagi, mulai mencoba memasukkan kontol ku dalam gawuk mbak Donita. Mulai ku genjot dia dari samping. dan aku pun mulai merayu dia untuk ku anal. sakit ah le kalo silit. dan aku gak bisa ee lo. kalo pake jari tadi memang enak. tapi kalo pake kontol masih takut. aku terus membujuknya, dan meyakinkan kalau rasa dan sensasinya mirip ngentot di gawuk. Dan entah bagaimana, akhirnya mbak Donita mau mencoba anal. Dengan ini, mbak Donita jadi cewek ke 7 yang ku perawani duburnya. Cewek-cewek sebelumnya, semua teman sex ku, dan tak jarang cewek yang ku ajak One Night Stand pun ku anal, karena mereka sudah pernah di anal. Aku memang suka anal, sempit gimana gitu, sensasi rasanya beda dengan gawuk.

Beneran enak lo le, awas kalo sakit doang dan ga enak. kata mbak Donita cemas. Ku jilati silit mbak Donita, dan kupastikan kontol ku sudah cukup licin. Mbak Donita ku minta nungging, dan ku coba buka lubang silitnya, dan mulai ku tusukkan kontol ku perlahan,. Mungkin karena cukup licin, kontol ku sudah masuk ke silitnya. Kubiarkan beradaptasi dulu, lalu mulai ku pacu pelan. Tampak mbak Donita menahan sakitnya, tapi mendesah cukup keras. lama kelamaan, karena mulai terbiasa, ku pacu lebih cepat silit itu. Enak le, aghaghagak cepet dikit dong leenak silit ku.gawuk ku di kobel dong le.aghaghagh�� pinta mbak Donita. Otomatis tangan kanan ku memainkan klitoris dan g-spot mbak Donita.

Ku masukkan jari tengah dan manis ku lagi. sementara, mbak Donita sibuk mendesah dan mencubit puting, dan kadang klitorisnya sendiri. Tak lama, mbak Donita meminta ku mengganti posisi. Dia ingin diatas, dan aku menyodok silitnya lagi. Enak ternyata le, besok lagi ya, agh..agh.. setelah agak lama, mbak Donita pun orgasme, tapi aku tak memperlambat laju ku. agh..aku sudah le sabar mbak, sebentar lagi aku juga sampai..aghagh..aaagghhh.. ku keluarkan semua sisa pejuh ku di silit mbak Donita. Tak lupa sisa yang masih ada di kontol ku di jilat bersih oleh mbak Donita. Aku menciumnya dan bilang makasih ya mbak, gawuk dan silit mbak memang top. jangan marah kalo besok aku minta lagi ya mbak. dan mbak Donita hanya tersenyum aku juga puas banget kok le.sudah sana cepet. kamu ada les tho. aku juga mau ketemu temen. keburu dek Ani pulang juga. Mbak Donita bergegas ke kamar mandi, sedang aku masak mi instant karena lapar sekali. Aku dan mbak Donita makan bersama. dan baru ketemu lagi malamnya.

Malamnya, kami bertingkah biasa saja, kecuali aku tetap tak bisa tidur. Mbak Donita yang terbangun tengah malam bertanya kok belom tidur le? gak capek? aku aja capek banget. jangan bilang kamu minta jatah sama aku malam ini. aku gak bisa. capek banget. dan setengah bercanda, ku perlihatkan kontol ku yang memang lagi tegang padanya. gak bisa tidur kalo masih tegang begini. sepongin dong mbak, biar loyo dan bisa tidur. Mbak Donita pun tanpa ragu memegang penis ku, dan mulai menyepong. Jepit pake toket dong mbak, tapi nanti keluarinnya semua di mulut mbak, gak boleh ada yang tumpah. kalo tumpah aku mau silit mbak. mbak Donita terus menyepong sambil membuka baju tidur yang ternyata dia tidak pakai bra. Langsung dijepit toket 40b mbak Donita sambil dihisap kepala kontol ku. Akhirnya, aku pun orgasme yang langsung dihisap semua dalam mulut mbak Donita. Tanpa sisa, dan tanpa komentar selain memang lebih enak pejuh mu le daripada mas Adi. gak nyesel aku ngentot sama kamu, dia mencium ku dan masuk ke kamar lagi.

Banyak sekali cerita seru seks ku dengan mbak Donita. Dia memang tempat pelampiasan utama seks ku. Ku akui aku jauh lebih sering ngentotin mbak Donita daripada istri ku. Tentu semua tanpa ketahuan. Saat rumah sepi, atau quickie di kamar mandi, mbak Donita selalu mau dan minta ku entot. Yang paling favorit tetap silitnya yang sempit itu. Sekarang dia kerja di jakarta. Tapi kalau pulang ke jogja, dia pasti minta jatah pejuh pada ku, dan aku akan menikmati silit sempit kakak ipar ku.

Making Love Siswi Cantik Jilbaber

Pada suatu pagi, sekitar pukul 08:30, aku yang sedang suntuk pergi ke sebuah hutan cagar alam kecil di selatan kota. Kota kecil ini sudah ku singgahi sekitar 3 minggu, dan aku masih lumayan betah. Segera kuparkir motor di tempat titipan motor, dan menyusuri jalan setapak masuk hutan yang sekarang sedang sepi karena memang bukan hari libur. Terasa sangat sejuk, pagi hari hiking menikmati rerimbunan pohon pinus di hutan cagar alam itu.

Ketika sedang berjalan menikmati kesunyian dan kesejukan hutan, aku melihat sesosok gadis manis berjilbab sedang duduk disebuah bangku dibawah sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk beristirahat. Dari bajunya yang atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau dia adalah seorang siswi SMU. Segera otak kotorku bekerja dan membuat kont0lku naik.
Bayangkan, menikmati mem3k gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yang sedang duduk termangu.

Assalamu’alaikum.. kataku sedikit keras, memang sengaja mengagetkannya.
Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih,d engan hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.
Wa’alaikum salam.. ngagetin aja ihh.. katanya dengan tersenyum kecil.
Suaranya yang lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih2 karena mem3knya kusodok2 dengan kont0lku.

lagi ngapain? tanyaku.
Sembunyi2 aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi dadanya.
lagi ngelamun. Jawabnya sambil tersenyum manis.
ngelamunin apa? tanyaku lagi, memancing pembicaraan.
Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjelurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum.

kenalin, Wawan. Kataku sambil mengulurkan tanganku.
siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.
Rina katanya.
Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.

lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa kataku mengganggunya. siswi berjilbab itu segera berdiri didepanku.
iya nih lagi BT di sekolah.. katanya sambil menggerutu.
emang kenapa? Habis putus cinta yah? tanyaku nakal.
idih nggak sekarang jadwalnya olah raga guru olah raganya resesukanya grepe-grepe.. jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.
Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tidak karuan.

tapi diam-diam suka kaaan kataku menggoda.
idiiiihjijik, tau jawabnya sambil sok bergidik.
eehhh digrepe-grepe bisa enak lhoo.. kataku terus memancing.
Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.

eh Rin, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yang buagus banget deh kataku.
Padahal aku berbohong.
yang bener? Ahh, gak mau ahntar Rina mau diapa-apain, lagi jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
ga papa deh ayo ikut diapa-apain kan ga papa kalo enak. Kataku seolah bercanda.
Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
iya deh. Jawab Rina akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.
tapi janji gak diapa-apain yah. Jawabnya lagi.
gak kok, ntar tak kasih yang enak-enak jawabku lagi.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan.

Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada hujan. Rina berlari kecil menuju tempat itu dan duduk dubatu itu.
istirahat dulu, capek.. kata gadis manis berjilbab itu.
oke. Kataku sambil duduk disampingnya.
jadi gak nih, mau yang enak-enak? kataku kembali memancing.
gak mau ah.. emangnya Rina apaan.. katanya sambil pura-pura marah.
Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.
yah, kan Rina cantik.. mas jadi gak tahan.. bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab.

Pelan kuraih tangan kanannya yang halus, lalu kuremas dan kubelai. Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya merah karena malu. Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Rina dari belakang pelan-pelan. Gadis cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak.

jangan mas.. Rina gak mau.. bisiknya sambil sedikit berontak.
ga papa Rina, ntar mas kasih enak bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.
Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Rina masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi kont0lku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk menkangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.

Ohh..sstt desisnya.
Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya.

Kont0lku sudah semakin tegang. Pelan-pelan sambil terus kuciumi gadis SMU berilbab yang sudah pasrah itu, kubuka ritsleting celanaku dan kukeluarkan kont0l besarku. Gadis itu seolah tertegun bingung karena tidak tau apa yang harus ia lakukan. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian kont0l. Terasa nikmat kont0lku dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab itu.

Kusandarkan Rina pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yang cantik. .
Ohh, sst.. desahnya, yang semakin membuatku bernafsu.
Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya.

Tanganku mulai membuka satu-persatu kancing seragam OSIS lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Rina kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Rina mulai sering medesah,
Sst.. ahh.. ohh
Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.

Bajunya kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas, menampakkan keindahan dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Rina mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yang sengaja tidak kulepaskan.

Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yang lugu terengah-engah keenakan kurangsang dengan baju yang sudah terbuka memperlihatkan buah dadanya yang putih ranum menggunung. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab tadi sudah tidak terasa lagi. .

Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Rina yang semakin keras tidak membuatku takut ketahuan. Kulepas baju seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tidak menutupi dadanya, lalu Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Rina semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban.

Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yang masih tertutup rok abu-abu panjang, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat. Dengan satu jariku, kugesek-gesek mem3knya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.

Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk.., geliatnya sambil meremas pundakku erat.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya, meraba mem3knya. Rina semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan melejang-lejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu mem3knya berdenyut-denyut seperti denyutan kont0l kalau melepas mani. Rina lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Rina tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.

Mas jahat, katanya Rina gak akan diapa-apain.. kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.
tapi Rina suka kan.. enak kan.. bisikku semakin bernafsu.
Sudah saatnya kont0lku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut kont0lku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Rina, kuturunkan celanaku dan kuminta Rina untuk terus memijat kont0lku.

harus digimanain lagi nih?, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.
Terlihat disekitar ujung kont0lku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim sahutku.
Ditimang-timangnya kont0lku, dengan malu-malu lalu dijilati kont0lku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.

Gadis berjilbab SMU itu pelan-pelan mulai memasukkan kont0lku ke mulutnya dan
Ahh Rin, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?
Hmm, ho oh, mengiyakan sambil tetap mengulum kont0lku.
Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
Yess.. desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.
Mas, bolanya juga? tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho.

Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
Ahh..ohh..yes.. desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.
Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kont0lku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kont0l, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak.

Dilanjutkannya lagi kocokan ke kont0lku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai kepalanya yang masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti permainan lidah Rina, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Rina sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok.

Akhirnya, badanku mulai mengejang,
Rin, aku mau keluar.. ohh ahh.. dan sengaja dipercepat kocokan kont0lku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Rina dan kont0lku. Rina sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu.

iihh jijik apa nih mas..? katanya sambil mengernyit.
ini namanya pejuh, Rin.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..
Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat air maniku yang meluber di kont0lku.
Asin dan gurih, enak juga ya Ko?, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu.

Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubug itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi.

Kuraba-raba lagi mem3k si Rina, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD-nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.

Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yang tak tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari mem3knya yang membuat laki-laki manapun semakin bernafsu.

Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai mem3knya, yang membuat Rina semakin kelojotan. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas mem3knya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat mem3knya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil.

Mem3k yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kont0lku mulai berontak lagi minta dipijat Rina. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Rina terdengar lagi. Terbukti titik lemah Rina ada di mem3knya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam mem3knya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam).

Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
Akhh.. sstt.. ampuun aduuhh.. enaaak.. stt racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku.
Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di mem3knya. Aku tau Rina akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku.

Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin erat,gadis berjilbab berseragam abu-abu putih itu menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai mem3knya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali.

Beberapa saat, kubiarkan Rina istirahat sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu. Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme, serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut.

Nikmat sekali kan Rin? Ingin lagi? Masih kuat kan? kataku dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kont0lku tepat berada didepan mem3knya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat-lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kont0lku ke mem3knya.

Oh..hmm.. gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.
Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kont0lku, semakin intens menggesek-gesekkan kont0lku ke mem3k ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.

Ohh.. Maas.. auughh.. gelii Nikmat Maas..!!
tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.

Rina, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..kataku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut keperawanannya.
mmhh pelan yah mas.. Rina takut.. desahnya, namun tanpa penolakan karena sudah pasrah 100%.
Dengan birahi yang sudah di ubun-ubun, aku mengangkat sedikit pantat Rina, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan mem3knya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis.

Aahh.., Rina melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.
Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.
Mass.. Kamu.. Oh.., sudah.. Rina nggak tahan…
kutatap wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yang kukatakan akan dirasakannya. Susah payah kumasukkan kont0lku yang sudah keras dan besar ke mem3knya yang becek, dan.. Blesshh..

Ouuhh.. Ohh…
Aku mulai memasukan kont0lku ke liang mem3knya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kont0lku ke liang mem3k gadis manis berjilbab itu saking rapatnya. Rina berteriak,
Ahhh sakiiittt mas! Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan-pelan.
Gadis berjilbab bertubuh sekal itu membalas dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap mem3knya yang sangat nikmat itu

Ahhhh sakittt mas.., aku mulai mempercepatkan gerakan maju-mundur. Rina berteriak,
Ahhhhhhhh, aku mengeluarkan kont0lku dari mem3knya dan langsung keluarlah darah segar mengalir dari mem3k Rina turun ke pahanya, dan membasahi bangku tempat kami bersenggama. .

Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali kutekan pantatku perlahan dan dengan pelan dan teknik maju mundur yang membuat Rina semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua kont0lku ke dalam mem3k sempit legit gadis SMU berjilbab itu.

Aahh.. Mas.. aduh Maas..sakit tapi enaakk.. aduuhh.. lagii.. gadis berjilbab berparas cantik dan lugu itu meracau dan mendesah mulai keenakan. Mem3knya mulai terbiasa dihujam kont0lku.
Rina menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.
aduuhh.. Rina mau enak lagiihh.. Rina mem3kik.
Aku semakin kencang mengocok mem3knya dengan kont0lku. Siswi berjilbab itu diam sejenak sambil memegang lenganku.
Sudah keluar lagi Rin?
Sebentar lagi.. Ohh.. jawab Rina

Secara tiba-tiba kugerakkan pantatku maju mundur agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah. Rina kelojotan sambil melejang-lejang nikmat.
Ah… Rina meremas remas payudaranya dan menggigit jarinya sendiri dan matanya terpejam.
Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding mem3k gadis cantik berjilbab itu terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit. Siswi berjilbab itu memelukku dan mengulum bibirku,
An.. Mas.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt.. Rina bergerak liar.

Kutekankan kont0lku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding mem3k serta dasar rahimnya. Kont0lku terasa disiram cairan yang hangat. Kutekan tyubuhnya didinding gubug dengan tubuhku. siswi berjilbab itu masih terus mengejang dan menggelinjang menikmati orgasmenya. Kubiarkan kont0lku terendam dalam cairan mem3knya. siswi berjilbab itu mendesah dan merintih penuh kenikmatan.

Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang mem3knya dengan gerakan pada otot kemaluanku. siswi berjilbab itu mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.

Rinaa.. sekarang giliran mas yaa.. kataku berbisik. siswi berjilbab itu mengangguk.
Masih tersisa orgasmenya, dengan tubuh yang masih bergetar2. Kugerakkan lagi pantatku maju mundur dan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan mem3knya lebih becek dari semula, namun aku tidak mau menghentikan permainan untuk mengeringkannya. Gesekan kulit kont0l dengan dinding mem3k gadis manis berjilbab itu masih terasa nikmat.

Gairah siswi cantik berjilbab itu mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan. Setelah beberapa saat kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kutarik pantatku sampai tinggal kepala kont0lku saja yang menyentuh bibir mem3knya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badan siswi cantik berjilbab itu terguncang.

Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya. Aku menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak. Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menarik turunkan kont0lku sampai setengahnya saja. Jepitan mem3k siswi cantik berjilbab itu lebih terasa. Kurasakan aliran darah di kont0lku semakin cepat.

Rina.. Aku mau keluar…
Tunggu.. Kita bareng.. a.. nn mas..
Kukangkangkan kaki siswi cantik berjilbab itu kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka mem3knya terbuka lebar sekali.
Mas Wawan… Tubuh Rina menegang.
Rina aku juga.. Mau.. Ohh…
Ahh.. Nikmatt.

Cairan mem3k siswi cantik berjilbab itu bertambah banyak, sementara itu ujung kont0lku berdenyut denyut. Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yang melonjak-lonjak liar.
Rina.. Oh.. nih ku kasih pejuh nikmatin sayaannghhh..
Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di dalam guanya sampai menetes-netes keluar.
Tahan sebentar.. Ahh…
Gadis cantik berjilbab itupun mendapatkan orgasmenya setelah berusaha sesaat sebelum kont0lku berhenti menyemprotkan pelurunya. Kutekankan lagi kont0lku, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling memberikan kenikmatan ekstra. Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat. Jilbabnya basah karena keringat kami berdua. Sungguh nikmat bercinta dengan gadis perawan.

Setelah beristirahat beberapa saat, kami segera membenahi baju kami dan keluar dari hutan. Kembali kukecup mesra kening dan bibir gadis manis berjilbab itu. Kuminta ia meminum pil anti hamil yang selalu kubawa, dan memberinya 3 lembar seratus ribuan untuknya.
Tidak lupa kuantarkan dia kembali kerumahnya karena jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan kuminta nomor Hpnya, kali aja aku kangen dengan jepitan mem3knya.

Ipar Istriku

Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia sudah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun, namanya Eva, ya.. Eva, cantik sekali namanya secantik orangnya. Waktu itu aku sudah bertunangan dengan kakak sepupunya yang sekarang telah menjadi istri tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.

Tiga tahun kemudian adik sepupu istriku Eva datang ke rumahku dan memintaku untuk membantu mencarikan PTS di kotaku. Aku dan istriku jadi repot dibuatnya karena harus mengantarkan dia untuk daftar, test dan cari kost. Selama membantu dia, aku mendapatkan pengalaman yang sangat menarik dan membuatku bertanya-tanya dalam hati.

Selama aku membantunya mencarikan PTS di kotaku, dia sering mencuri pandang ke arahku dengan pandangan yang nakal, kemudian terseyum sambil memandang kejauhan. Hampir tanpa ekspresi, aku pun terdiam sampai dia berlalu. Aku terkejut bukan karena cara pandangannya kepadaku, tapi dia sendiri itu yang membuat jantungku berdetak lebih cepat. Aku kemudian berandai-andai, jika waktu berpihak kepadaku, jika keberuntungan mendukung, jika kesempatan mau sedikit saja berbaik hati. Mungkin juga aku yang terlalu berharap dibuatnya, sebenarnya batinku tidak setuju untuk menyebutnya begitu.

Sesungguhnya kita sering diganggu oleh ketidakpastian yang menghantui kotak pikiran, namun setelah kenyataan dihadapan mataku, maka baru sadar. Aku takut tidak dapat mengendalikan diriku lagi. Pada suatu hari dia datang ke rumahku, karena ada hari libur besoknya, dia mau menginap di rumahku. Hatiku jadi gelisah, aku ingin melakukan sesuatu, mengalirkan magma yang meledak-ledak dalam diriku. Tapi batin dan nuraniku melarangnya, tidak sepantasnya itu terjadi padaku dan sepupuku.

"Kak, tolong aku dong!" Pandangannya menusuk, menembus dadaku hingga jantungku, serasa ingin meloncat.
"Jika Kakak tak keberatan, Eva minta diajarin naik motor bebek", matanya mengerling ke arahku serasa terseyum manis.

Belum pernah aku menerima tawaran seperti ini dari wanita. Kau telah menyentuh sisi paling rawan dalam hatiku. Aku mengangguk sambil tetap mencengkram wajahnya dengan tatapanku, sayang untuk dilepaskan. Wajahnya lembut, tenang dan dewasa, kalau saja tubuhnya setinggi minimal 175 cm, pastilah sudah menjadi bintang film sejak lama. Rambutnya sebahu, kulitnya kuning langsat, Pokoknya mantap!

"Mengapa memilih Kakak? Mengapa tidak kepada pacarmu atau temanmu yang lain?" tanyaku.
"Saya telah memilih Kakak", katanya manja. Aku mulai menggodanya..
"Memilih Kakak?" Dia mengangguk lugu, tetapi semakin mempesona.
"Kalau begitu, jangan protes apa-apa, kamu Kakak terima menjadi murid, sederhana bukan?" kataku.
"Kakak akan menyesal jika melewatkan kesempatan ini, sebab Kakak ingin tercatat dalam hati sanubari Eva yang paling dalam sebagai orang paling berjasa menumbuhkan dan menyemaikan bakat naik motor kepada Eva gadis yang manis, kandidat peraih Putri Indonesia." Tawanya meledak, matanya menyepit, bibirnya memerah. Pipinya juga, duhh..!
"Kapan Kak belajarnya?" tanya dia.
"Sekarang", jawabku.

Kemudian kami pamit kepada istriku, dan aku mengeluarkan motor bebek, kuhidupkan mesinnya. Aku duduk di depan dan dia di belakangku, aku mencari daerah yang sepi lalu lintasnya. Setelah sampai di daerah yang lalu lintasnya kurasa sepi, aku menghentikan dan turun dari motor. Kemudian aku memberikan beberapa petunjuk yang diperlukan dan mempersilakan dia untuk duduk di depan dan aku di belakangnya. Beberapa menit kemudian motor mulai jalan pelan dan bergoyang-goyang hingga mau jatuh. Terpaksa aku membantu memegang stang motor, aku tidak sempat memperhatikan lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah jauh lebih indah dari yang aku bayangkan. Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya.. Akh..!

Setelah aku membantu memegang stang, motor dapat berjalan dengan stabil, aku mulai dapat membagi konsentrasi. Aku merasakan kehangatan tangannya, telapak tanganku menumpuk pada telapak tangannya. Kuusap tangannya, dia nggak bereaksi, mungkin karena lagi konsentrasi dengan jalan. Kemudian aku merapatkan dudukku ke depan sehingga kemaluanku merapat pada punggung bagian bawah. Hidungku kudekatkan ke belakang telinganya, tercium bau wangi pada rambutnya. Aku mulai terangsang, kemaluanku mulai tegak di balik celana dalam yang kupakai.

Karena dia sudah mulai dapat menguasai motor, sementara aku masih dapat mengontrol diriku dengan baik, kutawarkan untuk latihan sendiri dan aku menunggu di warung saja. Tapi dia nggak mau, dia ingin aku tetap duduk di belakangnya. Aku jadi khawatir sendiri, kalau begini terus akan berbahaya, imanku kuat tapi barangku nggak mau diajak kompromi.

Akhirnya timbul dalam pikiranku untuk sekedar berbuat iseng saja. Kemudian aku pura-pura menjelaskan soal lalu lintas, aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel di bawah punggungnya. Eva pasti juga dapat merasakan kemaluanku yang tegak. Tapi dia cuma diam saja, kubisikan di telinganya..

"Eva, kamu cantik sekali!" kataku dengan suara bergetar.

Tetapi dia tetap tidak bereaksi, kemudian aku meletakkan kedua tanganku di kedua pahanya. Rupanya dia tetap tidak bereaksi, aku jadi semakin berani mengusap-usap pahanya yang terbuka, karena dia memakai celana pendek.

"Akh.. Kakak nakal! Entar dimarahi Kak Lina lho, kalau ketahuan!", katanya manja.
"Kalau Eva nggak cerita, ya.. Nggak ada yang tahu! Emang Eva mau cerita sama Kak Lina?" tanyaku.
"Ya.. Nggak sih", katanya.
"Kalau gitu kamu baik dech", kataku.

Karena mendapat lampu hijau aku semakin berani, kukatakan bahwa payudaranya sangat bagus bentuknya, lebih bagus dari punya kakaknya, Lina. Dia tampak senang.

"Kakak ingin sekali menyentuhnya, boleh nggak?" kataku meluncur dengan begitu saja.
"Akh.. Kakak nakal", katanya manja.

Aku semakin nekat saja, sebab dari jawabannya aku yakin dia nggak keberatan. Kemudian tanganku pelan-pelan mulai menyentuhnya dan kemudian memegang penuh dengan telapak tanganku. Wah, rasanya keras sekali, kucoba meremasnya dan dia sedikit terkejut. Aku tidak dapat memegang lama-lama sebab harus membagi konsentrasi dengan jalan. Yang jelas kemaluanku semakin berdenyut-denyut.

Aku tersentak waktu dia mengerem motor dengan mendadak untuk menghindari lubang. Tubuhku menekan tubuhnya hingga membuat kesadaranku pulih, akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya pulang. Aku sempat melihat kekecewaan di matanya. Tapi mau bagaimana lagi itu jalan terbaik, agar aku tidak sampai terjebak pada posisi yang sulit nantinya.

Besok paginya, waktu aku mau berangkat bekerja, istriku memintaku untuk mengantarkan Eva dulu ke tempat kostnya. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Nggak lama kemudian Eva mendekati kami.

"Kak, antarin Eva dulu dong? Eva ada kuliah pagi nich! Teman Eva nggak jadi menjemput", katanya.
"Ayo!" ajakku sambil masuk ke dalam mobil.
"Eva mau mandi dulu ya Kak!" katanya.
"Nggak usah, nanti keburu macet di jalan, mandinya nanti aja di kost.", jawabku.

Di dalam hatiku aku sudah berjanji bahwa aku harus dapat mengendalikan diri. Sehingga selama dalam perjalanan aku banyak diam. Akhirnya dia mulai membuka pembicaraan..

"Kak, kok diam aja sih? Marah ya? Anterin Eva pulang!" kata Eva.
"Kakak cuma lagi kurang enak badan saja", jawabku sekenanya.

Setelah sampai di depan rumah kostnya, dia minta aku untuk ikut masuk, mengambil mainan yang telah dibelikannya untuk anakku. Mulanya aku menolaknya, tapi karena dia mau buru-buru berangkat kuliah dan juga belum mandi, sedangkan kamarnya di lantai 3. Aku jadi kasihan kalau dia harus naik turun tangga hanya untuk mengambilkan mainan saja. Akhirnya aku mengikutinya dari belakang, aku sempat heran dan tanya kepada dia..

"Kok sepi sekali?"

Ternyata kata Eva semua sudah pada berangkat kuliah. Kemudian aku disuruh menunggu di kamarnya, sementara dia mandi. Setelah selesai mandi dia masuk ke kamar, wajahnya kelihatan segar.

"Lho kok nggak ganti pakaian?" tanyaku.
"Iya, tadi temanku kasih tahu kalau dosennya nggak masuk, jadi Eva nggak perlu buru-buru lagi." katanya. Sementara aku duduk di tempat tidurnya, dia mengambilkan mainan yang akan diberikan pada anakku.
"Ini Kak", katanya sambil duduk di sampingku.
"Wah bagus sekali. Terima kasih ya!" kataku.

Sewaktu aku mau berpamitan keluar, pandangan mataku beradu dengannya, hati ini kembali berdebar-debar, pandangan matanya benar-benar meluluh-lantakan hatiku dan menghancurkan imanku. Aku tidak jadi berdiri, kupegang tangannya. Kuusap dengan penuh perasaan, dia diam saja, kemudian kupegang pundaknya, kubelai rambutnya..

"Eva kamu cantik sekali", kataku dengan suara bergetar, tapi Eva diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi semakin berani, kucium di bagian belakang telinganya dengan lembut, rupanya dia mulai terangsang. Dengan pelan-pelan badan Eva aku bimbing, kuangkat agar berada dalam pangkuanku.

Sementara kemaluanku semakin menegang, usapan tanganku semakin turun ke arah payudaranya. Aku merasa nafas Eva sudah memburu seperti nafasku juga. Aku semakin nekat, tanganku kumasukan ke dalam kaosnya dari bawah. Pelan-pelan merayap naik ke atas mendekati panyudaranya, dan ketika tanganku sudah sampai ke pinggiran payudaranya yang masih tertutup dengan BH-nya, kuusap bagian bawahnya dengan penuh perasaan, dia menggelinjang dan menoleh ke arahku dengan mulut sedikit terbuka.

Aku jadi tidak tahan lagi, kutundukan muka kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya. Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan sangat hangat, kenyal dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan perasaan sayang dan Eva membalas ciumanku, pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajahi ke dalam mulutnya dan mengkait-kaitkan lidahnya, membuat nafas Eva semakin memburu.

Tanganku pun tidak tinggal diam, kusingkapkan BH-nya ke atas, sehingga aku dapat dengan leluasa memegang payudaranya. Aku belum melihat tapi aku sudah dapat membayangkan bentuknya, ukurannya tidak terlalu besar dan terlalu kecil, sehingga kalau dipegang rasanya pas dengan telapak tanganku. Payudaranya bulat dengan punting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kuusap dan kuremas, Eva mulai merintih.

Kemudian Eva kurebahkan di kasur, kulepas kaosnya dan BH-nya sehingga tampak pemandangan yang sangat menakjubkan. Dua buah gundukan yang berdiri tegak menantang, kupandangi badannya yang setengah telanjang. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya, dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Eva merintih lebih keras. Nafsuku semakin naik, kuciumi susunya dengan tidak sabar. Putingnya kukulum dengan lidahku, kuputar-putar di sekitar putingnya dan susunya yang sebelah kuremas dengan tanganku.

"Aduuhh.. Ahh.. Ah", Eva semakin mengerang-erang dan dengan gemas putingnya kugigit-gigit sedikit.

Badannya menggelinjang membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Sekarang tanganku mulai beroperasi di daerah bawah, kubuka celana pendeknya hingga sekarang hanya mengenakan celana dalam saja, rupanya celana dalamnya sudah basah. Akhirnya kulepas sekalian, sehingga tampak vaginanya yang masih kencang dan ditumbuhi rambut yang tidak banyak, membuat kemaluanku semakin tegang.

Kubersihkan vaginanya dengan bekas celana dalamnya. Kemudian kupandangi dan kuusap-usap dengan penuh perasaan, Eva tampak sangat menikmati sekali, dan saat jariku menyentuh klitorisnya, Eva menggelinjang dengan keras. Sementara klitorisnya masih kuusap-usap dengan jariku, Eva semakin menggeliat-liat. Pada saat itu aku ingin sekali mencium vaginanya, karena sudah terangsang sekali. Saat aku mau menunduk untuk mencium, kuangkat tanganku tapi pada saat itu dia langsung merapatkan kedua pahanya dan badannya tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.

"Aahhkk.. Oohh.. Kak, aahh!"

Akhirnya Eva diam beberapa saat, kudiamkan saja, sebab dia baru saja merasakan orgasme. Tubuhnya terkulai lemas, aku jadi kasihan sehingga senjataku juga ikut-ikutan turun. Dengan penuh rasa kasih sayang aku menghampirinya, duduk di pembaringan sejajar dengan buah dadanya dan menghadap ke arah wajahnya. Tubuhnya kututupi dengan selimut. Kubelai rambutnya dan kucium keningnya, rupanya dia terharu dengan perilakuku. Baru saja aku mau berdiri, tanganku diraihnya, kemudian aku duduk lagi, tahu-tahu tangannya sudah ada di atas pahaku.

"Kak, baru kali ini Eva merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmatnya, sebab yang namanya disentuh oleh laki-laki Eva belum pernah, apalagi pacaran. Jadi Kakak adalah orang yang pertama yang menyentuh Eva, tapi Eva senang kok Kak. Tadi Eva merasakan nikmatnya sampai tiga kali Kak, Eva sangat puas Kak!"

Dalam hatiku bertanya mengapa bisa sampai 3 kali, padahal aku kira cuma sekali. Pantas dia langsung KO. Mungkin karena dia tidak pernah dijamah laki-laki, jadi tubuhnya sangat sensitif sekali.

"Kok diam saja, Kak? Apa Kakak juga udah puas?" tanyanya.
"Eva nggak usah pikirin Kakak, yang penting kamu sudah dapat merasakan nikmatnya orang bercumbu yang seharusnya belum boleh kamu rasakan. Sekarang Kakak mau berangkat bekerja dulu, oke!" kataku.
"Kak gimana caranya biar Kakak juga bisa merasakan nikmat", katanya dengan lugu. Tangannya yang masih ada di atas pahaku tahu-tahu sudah melepas sabukku dan membuka celanaku.
"Biar Eva juga mau pegang punya Kakak seperti tadi Kakak pegang punya Eva, tadi waktu Kakak pegang memek Eva dan mengusap-usap, Eva mendapat kenikmatan luar biasa, berarti kalau punya Kakak Eva pegang dan diusap-usap pasti Kakak juga merasa nikmat", katanya sok tahu.

Sekarang celana dalamku sudah kelihatan dan Eva mulai memegang dan meremasnya dari luar. Kemaluanku jadi tegak dan menyembul keluar dari celana dalamku. Dia terkejut dan takjub, "Wuah besar sekali." Kalau sudah begini aku jadi lupa lagi dengan diriku, aku menurunkan celana dalamku agar dia dapat leluasa memainkannya. Kemaluanku yang sudah sangat tegak digenggamnya dengan telapak tangannya dan diremasnya.

"Akh.. Eva, enaakk", dia tambah bersemangat. Jari-jarinya mengusap-usap kepala kemaluanku.
"Eva, teruskan sayang.." kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa kemaluanku sudah keras sekali. Eva meremas dan mengurut kemaluanku semakin cepat.
"Eva!" seruku.
"Kakak akan terasa lebih nikmat kalau Eva mau menciumnya!"

Kemudian kupindahkan kepalanya di pahaku dan susunya menempel dipunggungku, aku ajari dia, mulanya kusuruh cium batang kemaluanku kemudian kusuruh jilati dengan lidahnya. Aku merasakan sesuatu yang lain yang tidak kualami jika dengan istriku, mungkin karena Eva masih gadis, lugu dan tubuhnya belum pernah dijamah sedikitpun oleh laki-laki.

Rupanya Eva juga menikmati dan mulai terangsang. Karena posisi kami kurang bebas, aku membimbing Eva bangun dari pembaring dan duduk di lantai sementara aku tetap duduk di pembaring, sehingga mukanya tepat di depan selangkanganku. Kini dengan leluasa dia dapat melihat kemaluanku yang semakin keras. Kemaluanku terus dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.

Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke arah kemaluanku dan bibirnya mengecup kepala kemaluanku, tangannya memegang pangkal kemaluanku. Mulutnya mulai ditempelkan pada kepala kemaluanku dan lidahnya kusuruh menjilati ujungnya. Dan aku mulai menyuruhnya untuk dikulum di dalam mulutnya, mulutnya mulai dibuka agak lebar dan kemaluanku bagian ujungnya mulai dikulum, aku semakin keenakan.

"Eva.. ennaak! Terus sayang, masukan terus lebih dalam lagi, nah.. Begitu sayang."

Rambutnya kuusap-usap dan kepalanya pelan-pelan kutarik kemudian kudorong lagi ke arah kemaluanku. Rupanya dia tahu maksudku, kemudian dia maju mundurkan kemaluanku di dalam mulutnya. Aku merasa sudah nggak tahan, apalagi sewaktu Eva melakukannya semakin cepat. Ketika aku merasa spermaku mau keluar, pelan-pelan kutahan gerakan kepalanya, maksudku mau menarik kemaluanku keluar dari mulutnya. Tetapi dia malah melawan gerakanku, dengan memegang pangkal kemaluanku lebih kuat dan mempercepat gerakannya. Akhirnya aku tidak dapat menahan lebih lama lagi..

"Aahh, aahh, aahh..!"

Spermaku keluar di dalam mulutnya dengan rasa nikmat luar biasa dan badanku sampai tersentak-sentak. Kemudian kemaluanku kutarik dari mulutnya. Aku melihat di mulutnya belepotan dengan spermaku, kuangkat dia dan kududukkan di pahaku, tanganku yang sebelah kiri menopang kepalanya, sedangkan tanganku yang kanan membersihkan mulutnya.

"Kamu pintar sekali, Kakak mendapatkan kenikmatan yang luar biasa", kataku berbisik.
"Eva.. Juga Kak, sekarang Eva merasakan tulang-tulang Eva seperti lepas!" Kemudian kuangkat tubuhnya yang masih telanjang, kurebahkan di pembaringan. Aku sendiri merapikan pakaian dan langsung pamit pulang.

Setelah kejadian tersebut aku sangat merasa menyesal, tapi lagi-lagi sudah terlambat, tapi hatiku mengatakan tidak ada yang terlambat, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Aku kembali berjanji dalam hatiku cukup sampai di sini.


TAMAT

Istri Sahabatku

Sebelumnya, perkenalkan namaku Dicky, tinggal di sebuah kota kecil bernama G***t (edited), sehari-hari aku bekerja sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi. Usiaku sekarang menginjak 31 tahun dan sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang putra. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dalam keseharianku, hanya saja karena nilai kesejahteraan dari pekerjaanku masih kurang memadai, maka akupun berusaha untuk berbisnis retail pulsa. Walau pada awal bisnis yang ku jalankan ini secara pribadi, namun karena terasa perkembangan yang cukup pesat, maka akupun menggandeng teman semasa kecilku sebut saja Soma (samaran) untuk bergabung menanamkan modal pada usahaku. Dan dari sinilah petualangan sexku dengan istri dan kakak istrinya serta hubungan gelap dengan istri tetanggaku bermula .
Kedekatanku dengan Soma sudah terjadi sejak kecil. Susah senang pernah kami rasakan bersama, hanya saja ia lebih beruntung dapat bekerja di sebuah BUMN di kotaku sedangkan aku diperusahaan asuransi. Meskipun begitu, hubungan kami tetap terjalin dengan baik, dan kami sering berkunjung ke rumah masing-masing. Soma sama sepertiku, sudah menikah dan baru dikaruniai seorang putri yang lucu. Istrinya sebut saja Nelly (Samaran) seorang wanita yang hangat dan mudah bergaul meskipun kadang-kadang suka juteks jika lagi ngambek sama si Soma. Namun meskipun sudah beranak, tubuhnya masih terawat dengan baik serta tidak terlihat sudah memiliki anak. Tinggi badannya sekitar 160 cm dengan berat 60 kg, terlihat gempal memang, namun padat berisi. Apalagi jika melihat pantatnya yang semok serta toketnya yang padat berisi yang kuperkirakan berukuran 36C, sungguh indah untuk dipandang dan dicicipi. Kulit tubuhnya tidak hitam juga tidak terlalu putih. Wajahnya sepintas sangat mirip dengan Ayu Azhari dengan bibir yang agak tebal namun sensual, bulu mata yang lentik serta hidung yang mancung seperti keturunan arab dan rambut yang tergerai panjang, Sebagai seorang istri ia pandai membuat dirinya terlihat cantik dan menarik. Apalagi dengan kebiasaan dia memakai pakaian yang ketat hingga membentuk lekuk tubuhnya, membuat siapa saja yang melihat pasti akan melotot dibuatnya dan tidak ingin melepaskan pandangannya.
Karena sudah lamanya persahabatan antara aku dan Soma,maka tidak ada lagi rasa canggung dan sungkan dalam membicarakan berbagai hal termasuk urusan sex. Soma sering bercerita bahwa, diatas ranjang Nelly sangat bergairah dan mampu memainkan peranannya dengan baik sehingga kadang-kadang si Soma kewalahan menghadapinya. Jika sudah kepingin, biasanya Nelly suka menggunakan baju tidur diatas lutut dan transparan tanpa menggunakan CD dan Bra. Dan ia tidak sungkan untuk meminta dan langsung meraba kemaluan soma untuk kemudian di kulum, dikocok dan di sedot-sedot sampai pipinya kempot dan setelah senjata Soma berdiri tegak maka dengan cepat ia akan mengangkang naik ke atas tubuh Soma sambil mengarahkan kontol Soma ke mekinya, setelah tepat dengan pelan ia turunkan pantatnya ke bawah hingga kontol tersebut amblas seluruhnya. Setelah amblas kontol si Soma di dalam mekinya, barulah ia bergerak bagai kuda betina liar yang lepas kendali dengan putaran pantat dan pinggul yang erotis disertai rintihan kuat serta kedua tangan memegang rambutnya. Sedangkan tangan Soma berusaha membuka baju tidur untuk kemudian berpegangan pada pantat dan pinggul Nelly yang bergerak lincah. Jika kondisi Soma fit, gerakan tersebut tidak menjadi masalah karena biasanya akan diakhiri dengan jeritan nikmat secara bersamaan. Namun jika sebaliknya, ini menjadi masalah karena baru beberapa goyangan, ia tidak mampu menahan birahi yang ditimbulkan oleh goyangan Nelly sehingga ia akan muncrat secara cepat yang berakibat Nelly kecewa. Meskipun kekecewaan tersebut tidak berlangsung lama, karena biasanya ia akan menuntaskan kekecewaan istrinya tersebut beberapa jam kemudian setelah ia beristirahat akibat ejakulasi terdahulu. Berbagai gaya dan posisi telah mereka lakukan selama mereka menikah dan itu sangat menyenangkan bagi mereka berdua sehingga mereka terlihat rukun-rukun saja. Begitu penuturan Soma kepadaku tentang kehidupan Sex dengan istri tercintanya. Aku yang mendengar cerita sahabatku itu hanya bisa manggut-manggut sembari membayangkan apa yang dilakukan Nelly dalam memberikan kepuasan kepada suaminya itu terlihat dan terdengar sangat memukau dan memesonakan hasrat birahi. Dan kadang-kadang omongan sahabatku itu ingin aku buktikan mengingat hubungan sex antara aku dan istriku tidak sehebat dan seindah mereka, hingga sering mengganggu pikiranku. Hubungan sex dengan istriku memang tidak sesering mereka dan kurang bervariasi dikarenakan istriku kurang mampu mengekspresikan keinginan sexnya hingga harus aku yang bersifat aktif. Istriku hanya menunggu dan bersikap pasif dan tidak banyak menuntut apakah dia mau puas atau nggak hingga membuatku pusing memikirkan keinginannya, Ia hanya sebatas menjalankan kewajibanya sebagai istri tanpa ada intrik-intrik lain yang diinginkannya, hingga jika aku ingin menumpahkan hasrat birahiku, istriku tidak memberikan reaksi apa-apa dan itu membuatku kadang-kadang bosan serta tidak berhasrat untuk bercinta. Hingga jika sudah begitu sering terbersit dalam pikiranku untuk mencoba kehebatan istri temanku diatas ranjang bergumul denganku sampai sepuas-puasnya. Namun hasrat tersebut ku pendam dan ku buang jauh-jauh dari angan-anganku mengingat nilai persahabatan yang terjadi diantara kami, hingga suatu ketika …….
Suatu hari aku diutus oleh kantorku untuk mengikuti sebuah seminar tentang pengembangan karier dalam asuransi di sebuah hotel berbintang di kota Jakarta. Acara tersebut rencananya berlangsung selama satu minggu namun berhubung ada sesuatu dan lain hal kemudian dipadatkan menjadi tiga hari. Setelah berakhirnya seminar, akupun berniat untuk pulang. Dalam perjalanan menuju kota asalku tersebut, kemudian HPku bordering dan kulihat dilayar Soma memanggil,…
“ Hallo, ada apa Som”
“ Dimana posisi “ Tanya Soma
“ Lagi di Bis menuju G***t, ada apa memang?” tanyaku
“ Eh Ngapain di Bis, Habis dari mana?”
“ Habis dari Jakarta, biasa tugas kantor ngikut seminar pengembangan karier”
“ Wah hebat dong, kalo udah nyampe, aku tunggu dirumah, ada sesuatu yang ingin kubicarakan “
“ Kalo nggak terjebak macet, jam 10 malem aku udah nyampe. Emang ada apa sih, kedengarannya sangat penting sekali?”
“ Penting sich nggak, pokoknya kamu ke sini aja dech, kalo kemaleman, kamu bisa tidur dirumahku”
“ OK dech, kebetulan kalo gitu, aku memang belum berniat pulang ke rumah, soalnya aku pamit sama bojoku dan ijin dari kantor seminggu, ini baru tiga hari udah pulang, dan tentunya kalo pulang langsung, urusan kantor udah nunggu, aku ingin liburan dulu dari semua urusan kantor dan rumah tangga, kamu nggak keberatan aku numpang tiga hari dirumahmu? Aku ingin refreshing dulu dech, menghindari semuanya
“ Itu bisa diatur, pokoknya kalo udah nyampe terminal, kamu kontak aku, ntar aku jemput,OK?
“ Siip dech, sampai ketemu nanti”
“Yooo”
Hubungan telepon terputus, akupun kembali menikmati perjalanan menuju kota asalku sambil menerka-nerka apa yang akan menjadi pembicaraanku nanti dengan Soma, dari mulai pembicaraan pribadi sampai hal lain terus menggelayuti pikiranku. Hingga tanpa terasa perjalanan 4 jamku dari kota Jakarta ke G***t sudah sampai dan Somapun sudah menungguku.
“ Lama nunggunya?” tanyaku
“ Nggak, baru lima menit, gimana perjalanannya? Kata Soma sambil menjalankan mobil menuju ke rumahnya
“ Lumayan cape, emang ada apa sich, kok seperti ada hal yang sangat penting, sampai harus malam ini ketemu?”
“ Aku ada info tentang sebuah perangkat lunak untuk mengelola bisnis pulsa kita, hingga kita bisa ngerekrut reseller untuk bergabung dengan kita dan keuntungannya sangat menjanjikan sekali”
“ Wah menarik juga tuh, terus hubungannya denganku?”
“ Aku mau nambahin modal usaha kita untuk membeli perangkat lunak tersebut, biar tambah besar dan maju usaha kita”
“Oh gitu, emang butuh berapa duit untuk membeli perangkat lunak tersebut?”
“ Lumayan gede, di brosur aku baca sekitar 20 juta-an, kamu ada berapa sekarang”
“ Wah, gede juga tuch, paling setengahnya di tabungan ada”
“ Bagus kalo gitu, jadi nggak terlalu besar aku nambahinnya” katanya dengan antusias. Aku hanya diam melihat tingkah lakunya sambil terus berpikir apa langkah selanjutnya
Tak seberapa lama kamipun sampai ke rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari terminal, kemudian langsung menuju ruang tamu untuk kemudian melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda tadi.
“ Jadi sekarang tinggal strategi yang harus kita kerjakan untuk menarik reseller hingga mau bergabung dengan kita” kata Soma melanjutkan
“ Kalo itu bisa diatur, pokoknya aku siap merekrut sebanyak-banyaknya reseller untuk bergabung dengan kita”
“ Bagus dech, aku percaya sama kamu”
Tak berapa lama, datang Nelly membawa air minum untuk kami berdua, Malam itu Nelly memakai gaun tidur tipis hingga sepintas terlihat ia tidak memakai CD dan Bra karena sorotan lampu diruang tamu tersebut. Melihat itu aku langsung memalingkan mataku sebentar, karena risih oleh Soma, dan pikiranku langsung teringat omongan Soma dulu tentang keadaan tersebut yang menggambarkan keinginan bercinta Nelly. Sambil membungkuk menaruh gelas diatas meja, Nelly kemudian nimbrung
“ Serius amat nich ngobrolnya, ada apa memang?”
“ Biasa Nel, kita mau ngembanging usaha yang telah kita jalanin berdua agar cepat besar dan maju” kata Soma menjawab
“ Oh gitu, bagus dech, asal jangan ngomonngin cewek aja ya, awas kalo itu yang diomongin!”Kata Nelly sedikit mengancam sambil tertawa
“ Nggak dong Nel, kita pure ngomongin bisnis, iya nggak Dick? Jawab Soma sambil melirikku
“ Iya” jawabku singkat sambil mataku melirik ke arah Nelly yang sedang menaruh gelas di meja. Kini terlihat dengan jelas belahan dadanya yang ranum di depan mataku dan memang seperti penglihatanku terdahulu ia memang tidak memakai Bra. Melihat itu langsung kembali kupalingkan mukaku kearah lain menghindari rasa risiku pada Soma.
“ Ayo di minum kopinya mungpung masih panas, saya tinggal dulu ya, silahkan diteruskan ngobrolnya, saya mau istirahat dulu, jangan terlalu lama ngobrolnya ya, Pap” Kata Nelly sambil melirik kearah Soma, kemudian berdiri meninggalkan kami berdua.
“ Iya, sebentar lagi juga kelar” Jawab Soma agak ketus. Melihat keadaan itu aku hanya tersenyum sambil mataku melihat bayangan lekukan tubuh Nelly yang berjalan dengan gemulai bak peragawati diatas cat walk. Untuk sesaat aku menelan ludahku melihat keindahan tubuh Nelly yang sangat membentuk di dalam balutan baju tidur tipisnya itu. Pantatnya yang besar dan semok seperti pantat bebek itu sangat menggoda sekali hingga menaikkan adik kecilku sesaat. Kemudian aku tersadar dan segera memalingkan kembali pandanganku dari indahnya bayangan tubuh Nelly ke arah Soma yang lagi sibuk menghitung analisa hitungan bisnis diatas kertas. Akupun turut larut dalam hitungan tersebut, meskipun pikiranku terus terbayang tubuh indah Nelly dan kepastian akan bercintanya mereka pada saat nanti. Setelah beberapa lama kami terhanyut dalam hitungan, kemudian Soma angkat bicara
“ Sekarang sudah ketahuan kebutuhan modal dan operasional pengembangan bisnis, jadi aku tahu harus berapa nambahin modalnya”
“ Wah bener juga tuh, hitunganmu sangat akurat sekali, aku kagum padamu” kataku
“ Hitungan ini aku lihat di neraca perusahaanku, jadi aku hanya tinggal modifikasi sedikit” jawab Soma
“ Pantas Aja kalo gitu”
“ Kamu nggak akan pulang ke rumah, Dick? Tanya Soma
“ Iya, dari kantor aku di kasih ijin selama seminggu, nggak tahunya seminar dipercepat jadi 3 hari, jadi aku harus balik cepat, cuma sekarang aku lagi nggak mood pulang ke rumah,lagian istriku sekarang tinggal ama ibunya, karena aku akan tinggal di Jakarta selama seminggu, jadi kalo pulangpun nggak ada siapa-siapa ” jawabku menjelaskan
“ Baguslah kalo begitu, kamu boleh tinggal beberapa hari di sini nemenin Nelly, kebetulan besok aku harus ke Dumai, Riau, meninjau proses produksi di sana selama tiga hari, mudah-mudahan aja aku dapat uang lebih dari hasil tinjauanku di sana, buat nambahin modal usaha kita, bener nggak?!” kata Soma
“ Iya dech, kalo kamu nggak keberatan aku tinggal sementara di sini, jadi selama di sini aku bisa bekerja untuk mencari reseller untuk bergabung ke kita hingga begitu dimulai, kita udah punya rekanan” jawabku
“ Bagus kalo gitu, kamu bisa pake mobilku untuk operasionalnya, sementara aku di Dumai nanti”
“ Beres dech, pokoknya untuk kemajuan usaha kita, aku luangkan banyak waktu dan tenaga”
“ Aku percaya” Jawab Soma singkat
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, dan atas saran Soma, aku dipersilakan untuk beristirahat di kamar tamu yang berdekatan dengan kamarnya. Maka pembicaraan kamipun berakhir untuk kemudian menuju kamar masing-masing, karena akupun merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sebelum tidur karena rasa penat di badanku, terlebih dahulu aku meminta ijin untuk mandi agar tidurku bisa pulas dan nyenyak. Tak sampai 15 belas menit, akupun telah mandi dan bergerak menuju ke kamarku. Dalam keheningan malam, saat aku sedang berganti pakaian terdengar suara rintihan dan erangan dikamar sebelah, kamarnya Soma. Segera aku bergegas menuju tembok kamar untuk memastikannya. Dan memang erangan dan rintihan serta suara derit ranjang datang dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran untuk melihat adegan tersebut, hingga mataku berkeliling mencari celah untuk mengintip. Tak ada celah yang dapat dipakai untuk melihat, dengan segera aku keluar kamar dan mendekati pintu kamar Soma. Sejenak mataku berkeliling melihat situasi dan kemudian ku ambil sebuah kursi untuk melihat di balik jendela pintu kamar mereka. Dengan perlahan aku naik ke atas kursi tersebut, alhasil sekarang terlihat tubuh Nelly yang membelakangiku sedang berada diatas menindih tubuh Soma. Meskipun dengan lampu penerangan yang redup, namun terlihat dengan jelas Nelly dengan liarnya bergoyang menaik turunkan tubuhnya diatas Soma. Wajah Soma sendiri tidak kelihatan, terhalang oleh tubuh Nelly hanya tangannya yang gencar meremas toket Nelly, sambil sesekali terdengar mengerang. Dalam keadaan telanjang itu, kulihat meki Nelly melahap seluruh Kontol Soma hingga amblas tak bersisa diiringi dengan rintihan dan remasan tangan pada rambutnya. Sungguh Sexy pemandangan tersebut, hingga tanpa terasa tubuhku bergetar dan kontolkupun ikut bergerak naik seiiring dengan naiknya birahiku. Namun sayang adegan itu tak lama kulihat karena beberapa saat kemudian Soma mengerang keras, kemudian kakinya berkelojotan, terdengar Nelly setengah mengerang dan berteriak
“Jangan keluar dulu, sebentar lagii, jangan keluar dullu, paap”
“Aku nggak kuat Nel, Ahhhh….. Nikmatnya goyanganmu…..Ahhhh” Erang Soma
“ Tahan dulllu paap, saya juga hampiirrr….” Jerit Nelly
“Ahh…ahhh….ahhhh…..” hanya itu yang terdengar dari mulut Soma sebagai akhir dari jebolnya pertahanan birahi, yang dilanjutkan dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi sambil kedua tangannya meremas buah pantat Nelly dengan keras. Terlihat pantat Soma dan Kedua kakinya beberapa kali kelojotan tanda ia telah memuntahkan cairan mani di dalam meki Nelly, sedang Nelly semakin gencar memutar dan menggoyang pantatnya berusaha untuk mengejar pencapaian puncak yang telah Soma dapatkan. Namun hingga beberapa saat, Nelly kelihatannya belum juga mendapatkan puncak yang diinginkan sedangkan di bawah Soma sudah terlihat megap-megap menahan luapan birahi puncak yang baru dirasakannya. Perlahan goyangan Nellypun mengendur seiring dengan mengempisnya kontol Soma di dalam mekinya, kemudian ia berkata “ Pap… kok sudah keluar Sich… Nellykan tanggung Nich….”
“ Kamu sih.. goyangnya hebat sekali, hingga papi nggak kuat menahannya…., istirahat dulu Nel…. Seperti biasa…. Kita lanjutkan lagi nanti sayang….kalaupun nggak sekarang, nanti setelah aku kembali dari Dumai, kita tuntaskan OK? Sekarang aku ingin istirahat, besok takut kehilangan pesawat, Jangan marah Sayang” Jawab Soma
Kemudian Nellypun turun dari tubuh Soma, kemudian rebahan disamping Soma. Terlihat Soma masih terengah-engah mengatur nafasnya, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan. Terlihat Nelly hanya tersenyum kecut melihat suaminya yang kecapaian dan sedangkan Soma berusaha memejamkan matanya untuk tidur.





Setelah dirasakan selesai, akupun bergegas turun dari kursi untuk kemudian langsung menuju kamar mandi dengan kondisi kontolku yang ngaceng abis. Kemudian kuambil gayung dan kumasukkan kontolku kesana agar kontolku tidak ngaceng. Namun setelah beberapa saat tetap aja kontolku tidak mau susut, hingga akhirnya kuputuskan untuk keluar dari kamar mandi. Kemudian aku duduk di meja makan sambil ku sulut rokok untuk menenangkan pikiran dan birahiku sedangkan tanganku yang lain memegang kontolku. Aku yang saat itu hanya berkain sarung, asyik memegang kontolku sambil membayangkan adegan Nelly dan Soma yang tadi berlangsung hingga tak mendengar suara pintu kamar Nelly yang terbuka serta derap langkahnya menuju kamar mandi sekaligus menuju ke arahku. Dengan bersandar pada kursi dapur yang tanpa tangan dan dengan posisi mengangkang, aku asyik mengocok-ngocok kontolku sambil membayangkan adegan yang sangat menggoda itu. Keasyikkanku terhentak saat terdengar suara jerit kecil Nelly, saat melihat tingkahku yang sedang mengocok kontol, dan sontak akupun beringsut berdiri menutupi kontolku dengan kain sarung.
“ Maaf, Dick…kirain nggak ada siapa-siapa disini..” kata Nelly sambil memalingkan mukanya ke arah lain. Aku yang dalam posisi terjepit dan malu, dengan sekenanya menjawab untuk menutupi rasa bersalahku,..
“ Ehh… maaf…soalnya birahi lagi tinggi, nggak ada pelampiasan…..” kataku sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal. Kemudian Nelly melirik ke arahku yang salah tingkah, sambil tersenyum simpul dengan matanya tertuju pada kontolku yang masih ngaceng tertutup oleh kain sarung
“Ohh…gitu…” katanya sambil mengambil kursi disebelahku.
“ Iya “ jawabku sambil gugup dan berusaha menenangkan diri
“ Emangnya abis lihat apa sih, sampe birahinya naik gitu” katanya sambil duduk. Aku yang semakin salting menjawab sekenanya
“ Abis liat kamu sama Soma….”
“ Kamu ngintip? Kata Nelly sambil mendelikkan matanya. Aku yang masih berdiri semakin gugup dan salting, takut apa yang kulakukan ini dilaporkan sama Soma, namun begitu aku terus berusaha menenangkan diri dan menjawab seadanya
“ Iya, abis terdengar rintihan dan erangan nikmat dikamarmu, jadi aku ingin lihat apa yang terjadi, namun akibatnya ya seperti ini dech… coliii … nggak ada teman”
Nelly hanya tersenyum mendengar jawabanku, dan tanpa kusangka ia tidak marah dan menyuruhku duduk.
“ Oh gitu toch,..makanya jangan ngintip sembarangan, kalau sekiranya nggak ada lawan” katanya lagi sambil matanya terus menatap kemaluanku yang masih berdiri. Setelah terlihat Nelly tidak marah akupun duduk ditempat tadi dengan posisi menyandarkan kepalaku pada bahu kursi sambil matakupun memperhatikan apa yang sedang dilihat Nelly yang tak berkedip menatap kontolku. Dengan iseng kuangkat kain sarungku sedikit keatas sembari pura-pura menggaruk pahaku yang tak gatal hingga terlihat bagian kontolku yang masih ngaceng. Nelly yang tak menyangka perlakuanku tersebut, sedikit terkejut dan segera memalingkan mukanya ke arah minuman yang belum sempat kuminum kemudian meminumnya dengan segera. Melihat itu aku hanya tersenyum dalam hati. Beberapa saat hening, seiring dengan pikiran kami masing-masing,hingga akupun memulai untuk memecah kesunyian
“ Belum tidur, Nel? Biasanya kalo orang udah bekerja berat seperti tadi pasti pules tidurnya, serasa malam pengantin, He…hee..”
“ Kata siapa? Tergantung dong, kalo nggak sama-sama untung, baru bisa pules, kalo salah satu nggak, ya tidak bisa tidur, malah pusing...” jawabnya dengan ketus
“ Oh..emang siapa yang nggak untung sih malam ini? Tadi kelihatannya seru banget, sampai kelojotan gitu, enak kali yeee…He.. he..” candaku
“ Alah pura-pura pake nanya segala,..emang istrimu tak pernah complain ya, sampai bisa bilang begitu?”
“ Untuk urusan yang begituan istriku jarang complain, tapi kalo urusan belanja, baru complain, jadi nggak banyak tuntutan buatku” selorohku
“ Jarang complain itu mungkin nggak terpuaskan, jadi males “ jawab Nelly menyelidik
“ Bisa iya bisa nggak, hanya istriku yang tahu, yang pasti aku selalu memberikan yang terbaik untuk bojoku tercinta,.. he..he”
“ Alah laki-laki biasa gitu, untuk menutupi kelemahannya, bilang selalu yang terbaik, padahal selalu kalah diatas ranjang” jawab Nelly ketus. Dengan sedikit kesal karena merasa di lecehkan, akupun menjawab
“ Hanya satu yang dapat membuktikan perkataanmu itu, yaitu dengan mencobanya” kataku sambil mengangkat kain sarung yang menutupi kontolku hingga sekarang terpampang di depan Nelly kontolku yang masih ngaceng. Melihat apa yang baru saja kulakukan, Nelly terkejut sekali hingga matanya melotot dan segera beranjak dari tempat duduknya bermaksud pergi. Namun karena sudah kadung bernafsu dan merasa terlecehkan, maka kemudian akupun bersikap nekad dengan segera berdiri dan beranjak merangkul tubuh Nelly yang hendak berdiri dan memeluknya dari belakang dengan erat. Nelly berusaha berontak atas perlakuanku tersebut, namun cengkraman tanganku ditubuhnya semakin erat.
” Aku tahu kamu belum tuntas barusan Nel,.. Mengapa kita tidak coba untuk saling menuntaskan birahi ini… aku sangat ingin bercinta denganmu, Nel…Pleasee..” bisikku ketelinganya kemudian kudaratkan bibirku pada tengkuknya yang putih berbulu halus sedangkan tanganku berusaha meremas toketnya yang tak memakai Bra. Mendengar perkataanku, Nelly semakin berontak dan berniat berteriak, Namun dengan segera tanganku menutup mulutnya, kemudian dengan sekuat tenaga kubungkukkan tubuh Nelly diatas meja dengan paksa. Meskipun terus berusaha untuk melepaskan pelukanku, tetapi iapun merundukkan tubuhnya diatas meja hingga sekarang posisinya menungging sedikit mengangkang. Baju tidurnya yang sebatas paha itupun terangkat keatas hingga sekarang terpampang di depan mataku pantat yang besar dan semok tanpa CD sehingga semakin menambah birahiku. Aku yang berada dibelakangnya dengan segera melorotkan kain sarungku hingga kontolku leluasa keluar dari sarangnya. Dengan posisi yang sedikit mengangkang tersebut, akupun merundukkan tubuhku untuk menindih punggung Nelly agar tidak sempat bergerak sambil mencium tengkuk dan telinganya kembali sembari kubisikkan rayuan maut “ Nel.. aku sangat kagum.. akan tubuhmu ini,.. sudah lama aku ingin bercinta denganmu, sayang…Ijinkan aku sekali ini untuk bercinta denganmu,….Aku mohon Nel…” kataku sambil berusaha
menggesekkan dan memajumundurkan kontolku diantara belahan mekinya. Terasa bulu-bulu halus dari mekinya menyambar kepala dan batang kontolku, hingga membuat aku semakin bernafsu. Terdengar suara lirih Nelly diantara nafasnya yang berat
“ Jangan Dick… nanti Soma bangun… jangan Dick…jaannngaann….” Mendengar itu bukannya semakin sadar, namun aku semakin nekad dan terus menggesekkan kontolku diantara mekinya
“ Tolong… aku Nel… Aku ingin bercinta denganmu,…aku mohon Nel…. Aku nggak kuat menahan birahi…ini… kamu memang cantik… dan Sexy…Sayang….” Kataku dengan tersengal-sengal dan tak berhenti meremas toketnya serta menggesekkan kontolku dimekinya. Tak seberapa lama kurasakan lembab dan basah diantara kemaluanku yang keluar dari meki Nelly menandakan iapun sudah bernafsu diakibatkan gesekan kontolku yang terus menerus hingga akhirnya….
“ OK…aku akan melayanimu…lepaskan cengkramanmu…sakit sekali…” katanya
“Kamu sungguh-sungguh, Nel…Kamu nggak akan menipukukan?tanyaku keheranan
“Iya, pokoknya lepaskan cengkramanmu yang menyakitkan ini,..ayo kita tuntaskan birahi kita,..Aku ijinkan kamu bercinta denganku… Cuma sekali ini saja…janji..? katanya sambil memalingkan muka ke arahku.
“ Baik…aku janji, Nel, Terima kasih… sayang! jawabku yang dilanjutkan dengan melepaskan cengkraman ditubuhnya. Bibirku bergerak mencium bibirnya dan Nellypun menyambut bibirku dengan antusias. Untuk beberapa saat lidah dan bibir kami saling bergerak memilin dan menyedot satu sama lain sedang pantatku masih terus kugerakkan guna menambah dan menimbulkan birahi bagi masing-masing. Tangankupun berusaha membuka baju tidur yang dikenakannya, hingga dalam waktu singkat kamipun telah telanjang bulat. Setelah puas berciuman kemudian lidahku kuturunkan untuk menelusuri lekuk punggungnya. Terasa Nelly menggelinjang menahan geli dan nikmat yang ditimbulkan oleh lidahku yang membuat aku semakin bernafsu untuk terus menelusuri buliran punggungnya terus ke bawah hingga sampai ke belahan pantatnya. Sejenak kuterdiam menikmati pemandangan pantatnya dan dengan segera kuremas buah pantat tersebut dengan gemas, kemudian kugigit dengan lembut, kusedot dengan kuat hingga menimbulkan kesan memerah diantara pantat tersebut. Kulihat sepintas Nelly hanya memejamkan matanya. Setelah puas dengan pantatnya, kini giliran mekinya yang menjadi sasaran berikutnya. Sejenak aku tertegun kagum melihat indahnya meki yang terpampang didepan mataku. Warnanya yang masih merah muda, lekukan bibir meki yang sempit serta bulu-bulu tipis yang menghiasinya, sungguh sayang untuk dilewatkan. Meskipun saat itu posisi Nelly sedang mengangkang, namun mekinya masih tertutup rapat tak terlihat sudah memiliki anak, hingga membuatku semakin bernafsu dan kontolku semakin mengeras saja. Maka dengan segera, tanganku meraih meki itu dan melebarkan bibirnya hingga terlihat bentuk yang kemerah-merahan,licin dan lembab disertai kelentit yang menjulang keatas. Dengan tak sabar lagi, kudekatkan wajahku ke meki itu hingga tercium aroma yang khas yang ditimbulkan meki tersebut, membuatku bergerak segera menjulurkan lidahku untuk mencucukkannya pada meki yang indah itu. Dan begitu lidahku sampai kedalam mekinya, sontak pantat Nelly menggelinjang keatas hingga membuatku kaget, namun dengan segera kupegang buah pantatnya erat-erat hingga sekarang gerakan yang ditimbulkannya tidak mengganggu aktifitasku dalam menikmati meki yang indah itu. Sayup-sayup kudengar rintihan dan desahan tertahan dari mulut Nelly setiap aku mengecup, menjilat dan menyedot-nyedot seluruh isi mekinya. Tubuhnya meregang dan menegang menahan nikmat yang ditimbulkan oleh lidahku. Kedua tangannya bergerak tak karuan, kadang meremas kain meja makan, kadang memegang kepalaku dan menekannya ke arah mekinya.Kepalanya kadang menengadah kadang menggeleng disertai dengan desisan tertahan menahan kenikmatan. Aku yang melihat hal itu semakin bernafsu dan lebih dalam lagi mencucukkan lidahku dimekinya. Cairan dalam mekinya semakin banyak membanjir membasahi mulutku, kemudian kutelan cairan yang berasa asin itu dengan lahapnya. Kemudian kumasukkan Dua jari tanganku dan mengocok liang vaginanya sembari lidahku menyapu mekinya, hingga Nelly menjerit penuh nikmat.
"Aaauugghh.. Dick..Ahhh.. truss" jeritnya tertahan sambil meremas remas ujung meja makan. Aku tak mempedulikannya, terus kujilati dan kukocokkan jari tanganku. Namun kesenanganku ini tak berlangsung lama,karena Nelly memintaku untuk menghentikan jilatan lidahku dan kocokkan jariku dimekinya.
"Aaaghh.. ssudah.. ssudah.. Dick…cepat..mas..sukkan…Cepppatt…Nanti..Soma keburu bangun… Ayo..Cepat masukkan " dia memohonku menghentikan jilatanku sambil kedua tangannya menahan kepalaku agar menjauh dari vaginanya. Maka dengan terpaksa akupun menghentikan aksiku dan segera berdiri dari jongkokku karena alasan Nelly sangat masuk akal meskipun aku masih ingin menikmati mekinya yang hangat, licin dan berbau harum itu. Kemudian sekarang aku mengatur posisi, kutarik pantat Nelly agar sedikit mundur dari ujung meja tersebut, dan kusuruh ia mengangkangkan kedua pahanya sedangkan tangan kananku mengocok dan meludahi kepala penisku, setelah agak basah ku arahkan kontolku menuju mekinya yang sudah basah penuh dengan lendir birahi. Sejenak kunikmati pemandangan pantat Nelly yang mulus, sintal dan padat berisi, apalagi saat nanti kugoyang dan kukocok, begitu indah dan menggairahkan, bayangku. Aku masih mengarahkan dan menggosok-gosokkan kepala kontolku di liang mekinya, namun Nelly sudah tidak sabar menanti kontolku.Ini terlihat dari gerakan pantatnya yang mundur saat aku masih mengarahkan dan menggosok-gosok kepala kontolku dimulut mekinya, sedangkan aku masih ingin menikmati pergesekan kontolku dengan mekinya. Seketika Nelly meraih pantatku dan berusaha menekan ke depan sambil mengoceh “ Ayo ceppat..masukkan…. tunggu apa lagii…cepatt….Akuuu sudahhh… nggakk tahhann…” Aku yang mendengar perintah Nelly dengan segera mengayunkan pantatku ke depan secara perlahan. Kontolku yang sudah berada di mulut mekinya berusaha menyeruak dalam kegelapan, kehangatan dan kelembaban meki Nelly secara perlahan-lahan menembus sampai sebatas kepalanya. Terasa perat kurasakan disertai dengan jepitan kuat meki Nelly pada kepala kontolku seakan-akan tidak ingin melepaskan barang sekejap kepala kontolku.
“ Aahhh….Semmpitt…dan …perat….sekali….memekmu…Nell…Ahhh….” racauku saat kepala kontolku terjepit diantara belahan meki Nelly sedangkan Nelly berusaha membantu dengan memundurkan pantatnya. Meskipun awalnya sangat sulit, namun karena cairan birahi yang keluar dari mulut meki Nelly tiada henti serta paduan gerakan yang kami lakukan berakibat tidak beberapa lama kontolkupun amblas seluruhnya dilahap meki Nelly yang perat dan sempit hingga kami berdua melengguh nikmat…
“ Ahh….ssstttt…..oooohhhh…..Dickk…Nikmaaaatt ..sekalllii….ahhh…..kontolmuuhh…”
“ Uhh…Nelll….ahhhh…..ennaakk….sekalllii….ahhhh…..” racauku dengan nafas tertahan. Sejenak aku menahan kontolku di dalam meki Nelly merasakan nikmatnya belaian, jepitan dan kelembaban mekinya sedang Nelly menengadahkan kepala merasakan nikmat yang tiada tara tersebut. Setelah keadaan tenang, akupun mulai menarik pantatku hingga sebatas kepala kontolku, untuk kemudian ku tekan dengan keras hingga amblas tak bersisa di dalam meki Nelly. Gerakan yang kulakukan itu mulai dengan perlahan untuk kemudian ku tingkatkan seiring dengan naiknya birahi kami masing-masing. Seiring dengan perjalanan waktu, Kontolkupun mulai meluncur keluar masuk vaginanya dengan lancar, kupegang buah pantat Nelly yang padat berisi, kutarik dan kudorong seirama kocokanku hingga membuat Nelly mendesah, merintih tertahan dan kadang-kadang meracau tak karuan disertai dengan sedikit goyangan pantat yang liar berusaha mengimbangi gerakanku. Kedua tangannya berpegangan pada ujung meja makan dengan sesekali meremas-meremas taplak meja jika dirasakan kenikmatan yang merasuki dirinya. Buah dadanya terjepit dan terayun-ayun diantara meja makan yang ikut bergerak hebat dengan sedikit suara berderit mengikuti irama birahi kami. Nelly mendesah semakin cepat, nafasnya pun semakin memburu, tusukan-tusukan penisku dari arah belakang pantatnya kini ia balas dengan menggoyang-goyang pantatnya maju mundur berlawanan dengan hempasan pantatku yang dilakukannya secara cepat dan liar hingga menimbulkan bunyi berdecakan antara suara beradunya gerakan pangkal pahaku dengan pantatnya serta suara udara di dalam meki yang disebabkan semakin gencarnya gerakan kami. Pantatnya yang besar, semok dan montok itu bergetar-getar dengan keras seirama dengan semakin hebatnya gerakan yang kami lakukan hingga membuat birahiku semakin meningkat.
"Iyaakkhh…iihh…uuhh…aauuwww….hheehh…..nikmat…sekal li…Dick…lebih..ceppat…sayaang.. genjot ….terrusss….aah…. Nikmaaattt……",
"Oohh Neelll, nikmat sekali ini, oohh ini aahh inii Nell aahh.. enaakkhh.. sshh",
"Ayoo sayaang akkuuu.. inginn…keluaar….ahhh….cepaattt….tekaaannn….ahhhh …. "
Mendengar Nelly yang meracau seperti itu, menambah semangatku untuk lebih memperkuat dan mempercepat hempasan pantatku karena akupun merasakan kenikmatan yang tiada tara sebagai akibat dari jepitan meki Nelly yang tiada henti-hentinya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuh kami hingga membuat tubuh kami sedikit mengkilat tersorot oleh lampu ruang makan yang cukup terang. Tak terasa gerakan kami telah memasuki menit ke lima dan tak lama kemudian kurasakan tubuh Nelly meregang tegang disertai dengan hentakkan pantat bulatnya ke belakang mengimbangi pantatku yang menekan ke depan mencukuk mekinya, disertai dengan getaran-getaran pada kedua paha dan pantatnya hingga seakan-akan ia berusaha memasukkan seluruh kontolku di liang mekinya hingga buah pelirku menghempas ke kelentitnya. Aku yang tahu gelagat tersebut segera menaikkan tempo permainan karena mungkin itu sebagai tanda Nelly akan segera mencapai puncak kenikmatan yang diinginkannya…..
“Aahhhh…Dickkyy….Akuu…mauu….keluaaarr…ahhhh….tekaa annn….sayaaanggg…..tekkann yang kuaaatttsss …. Ayyooo ….saayyyanggg ….ceppaattt ….cepppaattt …. Tekannn…hingga…amblasss….ahhhh dickkkyyy…..oohhhhh……”
Akupun segera menuruti perintah Nelly dengan semakin cepat dan kuat menekan kontolku hingga buah pelirkupun seakan-akan ikut masuk ke dalam mekinya menumbuk bagian kelentit. Pantat Nelly semakin bergetar-getar semakin hebat seiring dengan meningkatnya hempasan pantatku pada mekinya yang semakin erat saja menjepit batang dan kepala kontolku. Nelly yang merasakan hempasan pantatku semakin kuat dan cepat semakin meracau dan merintih dengan keras. Getaran-getaran kedua kakinya semakin keras dan tubuhnya semakin terasa menegang disertai dengan cengkraman kedua tangannya padat ujung meja semakin keras. Kepalanya ia lontarkan ke kiri dan ke kanan hingga membuat rambutnya yang tergerai panjang itu sedikit semrawut namun menambah keseksian dari raut wajahnya.
“Dicckkyyy….akuuuu….keluaaarrr….sayaaangggg….ahhhh ….tekannnn….yangg…kuat…ahhh….Dickkyyyy….nikmaattt… .sekallliiii….kon..tolll..muhhh…Dickky….ahhh….teka n….sayaaanggg…..kuuuaaatttssss….ahhhhh…..aku….kelu aarrrrrsss…sssttt..aahh…”
Dan dengan diakhiri hentakan pantatku yang kuat dan keras ke dalam mekinya hingga terasa buah zakarku dengan kuat menumbuk kelentit Nelly, terasakan olehku getaran hebat tubuh Nelly saat ia mencapai puncak kenikmatan yang telah ditunggunya. Tubuhnya berkelojotan dengan kepala menengadah ke atas disertai dengan nafasnya yang memburu serta tekanan pantatnya yang bergerak mundur dan naik turun semakin menancapkan kontolku dalam mekinya sampai ke akar-akarnya. Aku yang melihat gelagat ia akan menjerit dengan segera mengangkat tubuhnya ke arahku dan segera kucium bibirnya dengan segera. Nelly yang tahu aku bermaksud mencium bibirnya, dengan segera menyambut bibirku dengan ganasnya dan kedua tangannya segera meraih tengkukku. Dan saat bibir kami bertemu, dengan gemasnya ia menggigit bibirku sebagai tanda puncak kenikmatan yang sangat dahsyat. Nafasnya sangat memburu disertai dengan tubuhnya yang berkelojotan beberapa saat. Bersamaan dengan sampainya puncak kenikmatan Nelly, kurasakan vagina Nelly mencengram semakin kuat dan erat batang dan kepala kontolku disertai dengan denyutan-denyutan yang sangat kuat hingga menimbulkan sensasi yang luar biasa dan hampir membuat pertahananku jebol merasakan kuatnya sensasi orgasme Nelly.
“ Ohh…Dickky….nikmaats…sekalli…sayaaangg….ahhhh….kam uu….aaahhh…nikmat.. Dickky….ohhhh…..ahhhh…..” racau Nelly dengan nafas yang memburu
“ Memekmuuuhh….jughaaa….enaaakkkk….sayaaangg….aahhhh ….Nelll….kamuu… memanggg…hebaatsss….aaahhhh…..” jawabku sambil mengatur nafas dan menahan hempasan birahi yang hamper jebol karenanya.
Untuk beberapa saat, kami berdua berdiam diri saling menikmati sensasi yang dirasakan masing-masing dan berusaha mengatur nafas yang memburu dengan tidak melepaskan pelukan. Kontolku masih menancap dengan tegak di meki Nelly yang baru saja mengeluarkan amukan birahi yang tertunda. Setelah beberapa saat, kurasakan getaran birahi Nelly sedikit mereda dengan ditandai nafasnya sudah kembali teratur, maka akupun pelan-pelan, namun tetap dengan tekanan yang kuat kembali menarik dan mendorong pantatku menancapkan kontol yang masih tegak bagai pemukul kasti ke dalam mekinya. Kurasakan jepitan mekinya sedikit mengendur namun tetap menimbulkan sensasi yang sangat nikmat karena suara decakan yang ditimbulkan oleh kemaluan kami yang saling beradu menghasilkan irama yang sangat syahdu sebagai akibat dari semakin banjirnya cairan meki Nelly hingga sedikit menetes ke lantai dan mengalir diantara sela-sela pangkal pahanya. Merasakan gerakanku Nelly hanya tersenyum dan segera mencium keningku dengan mesra. Akupun membalas perlakuannya dengan mencium kembali keningnya, kemudian kami tersenyum bersama. Aku yang belum mencapai puncak, mulai meningkatkan hempasan pantatku hingga semakin menimbulkan bunyi yang cukup keras yang ditimbulkan oleh beradunya pangkal pahaku dengan pantat Nelly yang masih setengah menungging serta membanjirnya cairan memek bekas orgasme. Saking bersemangat, hingga tanpa sengaja kontolku terlepas dari cengkraman meki Nelly hingga menimbulkan bunyi “Plung” saat kontolku terlepas. Mendengar suara itu, kami berdua tersenyum penuh arti. Dan mengingat indahnya suara itu, akupun jadi sering mengeluarkan kontolku supaya menimbulkan sensasi birahi bagi kami berdua.
“ Nell…suaranya indah…sekaliii…. Memekmu…memang nikmaatts…sayaangg…”
“ Iyaaa…Padahal…aku sering posisi begini dengan Soma…Namun belum pernah ada suara…Plungggg…kontolmuu…memang…memangg…hebbaattss ….aahhh….”jerit Nelly saat kutekan dengan keras pantatku hingga kontolku menembus lorong yang paling dalam di mekinya.
“Memekmuu…jughaa…sempit..sekallli…seperti….perawan …ajaaa…aduuhh…Nell…kamuu…memanggg hebbbaatss…Beruntung Somaa…memilikimu…Aduhhh…ahhhh” Erangku saat Nelly menghentakkan pantatnya ke belakang kemudian melakukan gerakan memutar dengan pelan dan erotis seakan ingin membalas perlakuanku tadi.
“ Enakss..mana..saaammaa istrimuuuhhh…aduh…ahhh…” erang Nelly
“Punyamuuhhh….sayaanggg….ahhh…Nelll…aduhhh….ahhhh… Nelll…gimanahh…dengan..kontolkkuu….kamuhhh…sukaa…n ggaak…aduhh…aahhhh…Nelll…. “ Erangku
“Punyamuhhh…sedikit..lebihh..gedeee…dan…pannjaaang g…dari…somaaa…akuuu…suka…kontolmuuhhh…Dick…aahhh…D ickyyy…kamu Nakal…sekalliiie…ahhhh….” Jerit Nelly saat ku remas dengan kuat kedua susunya yang ranum, padat dan sekal dengan sesekali memelintirkan kedua putingnya yang menonjol keras. Dan tak berlangsung lama, kurasakan kembali jepitan vagina Nelly pada batang dan kepala kontolku menandakan birahinya sudah mulai naik kembali. Aku yang merasakan itu dengan segera mempercepat hempasan pantatku menusukkan kontolku ke dalam mekinya yang sempit, licin dan banjir. Belum lama aku melakukan gerakan tersebut, tiba-tiba Nelly memintaku untuk menghentikan gerakanku..
“ Tahann dullu..sayangg…kitaa…ganti..posisi…lututku…kesemut an nih….” Pinta Nelly sambil kedua tangannya berusaha menahan setiap gerakanku. Mendengar permintaan tersebut, akupun mencabut kontolku hingga terlepas dari cengkraman mekinya. Dengan segera Nelly menyuruhku duduk diatas kursi, dan tanpa menolak akupun menuruti permintaannya. Aku bersandar pada bahu kursi dengan kedua pahaku mengangkang sedang kontolku dengan gagahnya berdiri tegak. Rupanya posisku itu telah membuat Nelly berniat dan bernafsu untuk mencicipi kontolku yang terlihat basah dan mengkilat bekas lendir birahinya.
"Ohh…memang kontolmu lebih besar dan panjang dari Soma…, Aku ingin cicipi punya kamu dulu sayang", katanya sambil beranjak jongkok mendekati kontolku. Di pegang dan diusapnya kontolku dengan sangat hati-hati seakan-akan sedang memelihara bayi kecil.
“ Lebih besar gimana Nel..inikan ukuran normal orang Indonesia…Punyaku panjangnya Cuma 15 cm… emang Soma gimana?” tanyaku sambil memejamkan mata
“Punya Soma panjangnya Cuma 12cm…cuihhh…” jawabnya sambil meludahi kepala kontolku untuk kemudian dikocok-kocok oleh tangannya. Setelah semua terlumuri, kemudian dia mulai menjulurkan lidahnya menyusuri kontolku dimulai dari kepalanya. Seerrr…rasa nikmat kembali menjalari tubuhku saat lidah Nelly menyapu kepala kontolku kemudian turun ke batangnya hingga ke buah zakarku. Mendapat perlakuan itu, aku hanya memejamkan mataku sambil kedua tanganku berusaha meraih kepala Nelly. Nelly yang melihat gelagatku, semakin bersemangat dan tak seberapa lama iapun mulai memasukkan kepala kontolku ke dalam mulutnya dan croop langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan sayu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat batang penis itu tegang dan keras.
"Aduuh enaak Nell..oohh enak Sekalii..sayangg… oohh..", mulutku mulai mengeluarkan racauan tak menentu sementara Nelly dengan bersemnagt terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan kiriku menekan kepala Nelly agar semakin mempercepat gerakannya. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya ", mm.. mm..", hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya. Namun sensasi yang ditimbulkan Nelly tak berlangsung lama karena ia merasa birahinya sudah sangat memuncak hingga
"Crop.." ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.. dan berdiri tegak di hadapanku, aku langsung menyergap pinggulnya kemudian tanganku berusaha kumasukkan ke dalam meki Nelly yang sudah semakin membanjir namun dengan sigap Nelly menahan tanganku yang ingin menyerang mekinya.
"Aoouuhh.. kita mulai lagi permainannya sayang…Aku sudah kepengen menikmati kontolmu lagi.., ayoo..", katanya sambil beranjak menempatkan dirinya tepat diatas pangkal pahaku yang terduduk tegak di sofa, selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang vaginanya yang terbuka lebar itu siap menerima masuknya kontolku yang kini sudah benar-benar tampak tegak lurus dan keras menanti pecahnya birahi. Pelan sekali ia menempelkan bibir kemaluannya di kepala penisku untuk kemudian menekan pantatnya ke bawah secara perlahan,
"Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. ahhh nikmat..sekali…Dick, oohh..", ia merintih, dengan kepalanya menengadah keatas sambil menggoyang kekiri dan ke kanan. Aku merasakan sensasi jepitan meki Nelly yang ketat pada kontolku sebagi reaksi dari bibir vaginanya yang masih rapat dan perat.
“ Nellyyy…ahhh…nikmatsss…sekalliii…sayangg….” Erangku sambil kedua tanganku dengan reflex memegang buah pantatnya yang besar dan semok itu. Untuk beberapa saat, Nelly menghentikan gerakannya menikmati sensasi menancapnya kontolku di dalam memeknya yang sempit dengan nafas yang sedikit memburu. Setelah keadan mulai tenang, iapun mulai menaikkan pantatnya hingga sebatas kepala kontolku, untuk kemudian ia tekan dengan keras kebawah hingga amblaslah seluruh kontolku dilahap mekinya. Gerakan tersebut terus dilakukan mula-mula pelan untuk kemudian ia percepat seiring dengan meningkatnya emosi birahi yang dirasakan dari hempasan pantatnya yang mengakibatkan gesekan-gesekan lembut pada dinding vaginanya. Mulut vagina Nelly seakan sesak dipenuhi kontolku. Kadang mekinya berbentuk monyong saat ia mengangkat pantatnya dan merekah saat pantatnya ia hempaskan ke bawah. Aku yang melihat pertunjukan tersebut, mulai mengikuti irama yang dipertunjukkan oleh Nelly dengan membantu menaik-turunkan buah pantatnya dengan kedua tanganku sambil akupun turut menghempaskan pantat. Jika pantat Nelly keatas, maka pantatku ku tarik ke bawah, dan begitu pantat Nelly bergerak turun dengan segera kuangkat pantatku menyambut hempasan pantatnya sehingga sensasi yang kami rasakan sangat menakjubkan karena tusukan kontolku semakin dalam hingga menembus dinding meki Nelly yang sempit. Nelly yang merasakan aku aktif membantu untuk mencapai puncak birahi, semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya hingga menimbulkan bunyi “Ceplak..ceplak” akibat pangkal pahaku dan pangkal pahanya beradu. Sebagai konsekuensi semakin cepat gerakannya, maka toketnya yang besar dan menjulang itupun ikut berayun dengan keras. Aku yang melihat payudara Nelly berayun tanpa halangan segera kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran dengan sesekali ku sedot dengan kuat hingga membuat Nelly Menggelinjang menhan gelid an nikmat. Gerakan Nellypun semakin liar mendapati serangan terhadap payudaranya hingga kepalanya semakin menengadah dan iapun lontarkan kepalanya ke kiri dan ke kanan membuat rambutnya semakin acak-acakan tak karuan, namun pemandangan itu semakin membuatku bernafsu untuk segera menuntaskan birahiku. Aku juga berusaha mengimbangi keliaran gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul serta memasukkan jari tanganku ke dalam liang anusnya hingga membuat Nelly semakin kelabakan menahan sensasi yang kutimbulkan.
"Huuhh.. aahh … Nell, nikmatss… sekali.. oohh, memekmuuhh oohh Nell… oohh goyang terus Nell….aahh ….. ahhh…Nelll….oohh",
"Yaahh ngg.. oohh sayang.. Kamu…suka…memekkuu…oohhh.. Kamu…sukaa…susuku… ayooo…sedoot terus susuku, ahhhh.." jerit Nelly sambil semakin meningkatkan goyangan pinggul dan pantatnya. Tangan Nelly menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara penisku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang vaginanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga Nellypun berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat yang sangat hebat, untung saja kamar tidur Soma terletak agak jauh dari ruang makan tersebut sehingga cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik karah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, penisku semakin terasa membentur dasar liang vagina itu.
"oohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh Enaksss sekaliii…. oohh nikmatss, Dick.. ooooh",
"Akuu..jughaa..Nelll…Ahhh…memekmuuhh nikmat sekaliiiee, yaahh iiyyaakkhh.. genjot yang keras Nell, ahhhh…, Nelll….oohh Nell…enaakk.. oohh Nelll…. oohh ", racauanku semakin tak terkendali semakin meningkatkan semangat Nelly dalam menggoyang pantatnya. Goyang pinggulnya yang sesekali memutar itu membuat seluruh permukaan penisku terasa membelai dinding bagian dalam kemaluannya. Tanganku yang tadi ada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan vaginanya tertusuk penisku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara reflek pula vaginanya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang penisku. Hanya sekitar empat menit setelah itu goyangan tubuh Nelly terasa menegang dan semakin liar, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, oouuhh.. hingga akupun meningkatkan gerakanku agar mencapai puncak secara bersamaan dengan semakin mempercepat helaan pantatku menyambut setiap gerakan pantat Nelly.
"Dickkyyy.. aahh Aku…nggaa.. nggak… kuaat…. Lagii…Aahh…. Aahh…. Aahh…. oohh..Nikmats…sekalli..Dick…ahhhh…Dickyyyy….", Jerit Nelly
"Taahaan Nell.. Akuu..jughhaa ingginn…Nell…Tahaan…sayangg…Tunggu akuu…mmmngg.. ooh enaknya Nelll.. tahan Nelll.. Tahaann…sayangg….ahhhh." Tapi sia-sia saja, tubuh Nelly menegang kaku dengan kedua kakinya berkelojotan, Kedua matanya seakan terbalik menikmati nikmatnya puncak birahi yang baru diterimanya, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari mukaku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga akupun meremas keras susunya serta mengangkat pantatku tinggi-tinggi agar kontolku semakin menancap sedalam-dalamnya di meki Nelly agar memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya.
"oo.. ngg.. aahh.. sayang sayang sayang sayaang ooh enaak akuu….kelauaar keluar keluar haah haah hhoohh oohh..", teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan vaginanya di sekeliling penisku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot di dalam liang vaginanya sampai beberapa detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku. Kelojotan kaki dan ketegangan tubuhnya terasa menyesakkan dadaku dan dengusan nafasnya mendominasi suasana yang mendadak sepi . Kemudian bibir Nelly bergerak mengecup kembali keningku dengan mesra dan kedua tangannya menekan wajahku ke arah payudaranya hingga sekarang terasakan olehku gemuruh nafas yang cepat dari dadanya. Sejenak ia terdiam sambil mengatur nafasnya yang memburu cepat, sedangkan aku memasrahkan wajahku dalam dekapan kedua gunung kembarnya yang besar, sekal dan ranum. Setelah beberapa saat Nellypun angkat bicara
“Ahhh…Dickkyyy…nikmatsss…sekaliii…sayanggg….akuu…. ahhhh….nikmmatss…ahh” racau Nelly dengan suara sedikit parau. Aku hanya diam tak menjawab racauannya tersebut. Setelah sedikit tenang, Nellypun kembali menaik turunkan pantatnya secara perlahan-lahan sehingga menimbulkan sensasi gesekan yang luar biasa nikmat pada kontolku. Seperti tadi, meskipun jepitan pada kontolku sedikit mengendur, namun tetap saja memiliki rasa nikmat yang diberikan mekinya pada kontolku, maka dengan segera akupun mengikuti irama gerakannya. Tak sampai semenit, jepitan memeknya pada kontolku terasa kembali, dan itu membuatku semakin bersemangat dalam membantu menaik turunkan pantatnya agar semakin bergerak cepat karena aku merasakan rasa panas pada kepala kontolku semakin tak tertahankan sebagai pertanda birahiku akan segera tumpah. Nellypun mengerti keinginannku dengan semakin gencar dan lincah menggoyang pantat dan pinggulnya dengan berirama semakin cepat. Tak pelak lagi desahan dan racauan dari kami berdua kembali membahana di ruang makan tersebut.
Merasakan kontolku yang semakin memanas, dengan kasar kupegang buah pantat Nelly dengan erat untuk kemudian aku beranjak berdiri memangku tubuh Nelly. Nelly yang tubuhnya ku gendong, dengan segera mengalungkan kedua tangannya di leherku sebagai tempat berpegangan. Dan selanjutnya kembali kukocok kontolku di liang meki Nelly sambil memangku tubuhnya. Meskipun terasa berat,namun karena nafsu yang menyelimuti pikiranku, rasa berat itu terkalahkan oleh rasa nikmat yang ditimbulkan oleh gerakan mengocok kontolku di liang mekinya. Nelly merintih dan menjerit setiap menerima hunjaman kontolku di memeknya. Dengan posisi ini, Nelly merasakan hunjaman kontolku terasa memecah dan mengebor dinding vaginanya sehingga iapun turut membantuku dengan cara menaik turunkan tubuhnya sehingga bebanku terasa agak ringan dalam melakukan aktifitas. Selang beberapa saat, karena kurasakan berat, kududukkan tubuh Nelly di ujung meja makan hingga pantatnya berada di ujung meja. Kedua kakinya ia selipkan diantara pinggangku, untuk kemudian tanpa menungguku, ia langsung melakukan gerakan memutar pantat dan pinggulnya sehingga tanpa kuduga akupun meracau menahan nikmat…
“Ohh…Nellyy…kamu…memmmang…hebbbatss…sayaanggg….ahh hh…nikmat..sekali… memekmuu….ahhhh….Nellyyy…..ohhhhh….Nelllyyy….aahhh h….” mendengar racauanku bukan membuat Nelly berhenti, malah ia semakin mempercepat dan mempergencar putaran pantat dan pinggulnya sehingga kurasakan kontolku seakan dipijat dan dipelintir oleh benda lunak yang legit dan lembab.
"Akhh.." aku menjerit tertahan. Rupanya Nelly sangat senang dengan perilakuku.
"Enak Dick..?" bisiknya
"Kamu memmangg…hebbattss…Nelll.. Ohh" belum sempat aku menyelesaikan ucapanku Nelly kembali memutar pinggul dan pantatnya kuat-kuat hingga aku kewalahan menghadapinya. Saat itu aku tidak diberinya kesempatan sedikitpun oleh Nelly.
"Shh.. Oughh.. Terushh.. Nelll.. Arghh..!" Akupun semakin menggeram. Tanganku yang kokoh mencengkeram kedua pantat Nelly dan ikut membantu menggoyangnya. Gerakan kami semakin liar. Nafas kami pun semakin menderu. Cengkeraman tanganku semakin kuat terhadap pantat Nelly.
"Akhh.. Ohh.. Ter.. Rushh Nelll.. Ohh…sayaangg…ahhhh" aku menjerit merasakan ejakulasiku semakin dekat. Maka dengan segera kuhentikan putaran pinggul dan pantat Nelly untuk kemudian ku suruh kembali ia menungging menghadap meja makan. Nelly mengerti permintaanku yang akan segera melepaskan birahinya . Setelah mengatur posisi yang nyaman, kemudian kucucukkan batang kemaluanku di belahan memek Nelly dari belakang. Setelah tepat sasaran, Akupun mulai menekan pantatku hingga batang kemaluanku amblas tertelan lubang kemaluan Nelly. Untuk beberapa saat aku terdiam menikmati sensasi indahnya jepitan liang kemaluan Nelly. Dengan bertumpu pada kedua kakiku, akupun mulai menggenjot lubang kemaluan Nelly dari arah belakang. Kembali terdengar suara tepukan beradunya pantat Semok Nelly dengan pangkal pahaku yang semakin lama semakin cepat seiring dengan ayunan pantatku yang maju mundur. Kurang puas dengan jepitan liang Meki Nelly, kedua pahanya yang terbuka kemudian kukatupkan hingga kedua kakinya berada diantara kedua pahaku. Kembali akupun mengayunkan pantat maju mundur. Aku merasakan betapa jepitan liang kemaluan Nelly kian erat menjepit kontolku sehingga menimbulkan birahi yang semakin memuncak. Nellypun tidak tinggal diam, iapun dengan reflex menggerakkan pantatnya mengikuti gerakanku, sehingga penetrasi yang terjadi semakin dalam saja menembus liang terjauh mekinya. Meja makan itu seakan-akan ikut bergoyang seiring dengan ayunan batang kemaluanku yang menghunjam ke dalam liang kemaluan Nelly.
"Ugh.. Ugh.. Uhh.." Erangku saat memacu menggerakkan pantat menghunjamkan kemaluanku.
"Terushh.. Terushh sayang.. Terushh.. Ahh.." sambut Nelly memberi semangat. Kepala Nelly terdongak ke belakang, sementara aku tetap menggerakkan kontolku dalam jepitan liang kemaluan Nelly dan kini tubuhku sepenuhnya menindih Nelly. Kepala Nelly yang terdongak ke belakang langsung kudekap dan kulumat bibirnya sambil tetap menggoyangkan pantatku maju mundur. Nelly yang tahu aku semakin mendekati puncak kenikmatan ikut memutarkan pantatnya untuk meraih kenikmatan lebih banyak. Kami terus bergerak sambil saling berpagutan bibir dan saling mendorong lidah kami. "Ughh.. Ughh.." terdengar Nelly mendengus-dengus seperti kereta sedang menanjak. Aku pun semakin mempercepat gerakan pantatku dengan sesekali memberikan gerakan memutar pantat seperti gaya ngebor. Nafas kami semakin menderu saat Nellypun memberikan perlawanan yang sepadan terhadap gerakanku. Terasa Batang kemaluanku seperti dipilin dalam jepitan liang kemaluan Nelly yang sempit dan legit. Desakan-desakan kuat di dalam tubuh bagian bawah kami semakin menekan ingin segera keluar seiring dengan goyangan pantat Nelly yang semakin liar menyongsong sodokan batang kemaluanku.
"Teruss.. Nell.. Terusshh" aku mendesis-desis dan tanganku semakin kuat mencengkeram pantat Nelly membantu bergoyang semakin kencang. Kurasakan puncak kenikmatan birahiku akan segera tumpah sehingga akupun melakukan gerakan semakin cepat, keras dan agak kasar hingga Nelly sedikit meringis namun tetap menikmati setiap gerakanku malah ia memberikan semangat kepada agar lebih cepat lagi melakukan gerakan
“Ayoo saayaang.Ayoooo….keluarkan….birahimu….ayooo…cepppa tss…akuu..ingin..air manimu…ayooo….lebbbiihh ceppaatt…sayaaangg….aahhh….oohhh….” pinta Nelly
Mendengar permintaannya akupun semakin mempercepat lagi gerakanku hingga tumbukan pangkal pahaku dengan buah pantatnya semakin keras terdengar hingga pantat Nelly yang besar dan semok itupun semakin keras bergetar hingga membuat birahiku semakin mendekati puncak. Dan semenit kemudian, aku sudah tak mampu lagi menahan gelora birahiku yang terasakan sudah diambang kepala kontolku dan dengan segera akupun meminta ijin kepada Nelly
“Nell…akhuuu…maauuuhh…keeluuaarrr…. Ssaayaaang...arrgghh…Nelll…Akhuuu…” Jeritku merasakan getaran puncak birahiku semakin dekat
“Jangann…di dalammm…sayaangg…aku…ingin…manimu….di…muluttkuu…ay yooo.. Sayyanggg…cepppaattss…..” Pinta Nelly dengan semakin gencar memutar pantatnya
"Arghh.. Arghh.. Akhh.. Nelll…akuu….. Keluarhh….Sayangg…ahhh…Nikmatss...." akupun menggeram untuk kemudian segera mencabut kontolku dari memeknya sedang Nelly dengan segera bangkit dari nunggingnya dan berjongkok di depan kontolku. Tangan kanannya langsung memegang dan mengocok kontolku sebentar kemudian dimasukkannya kontolku ke dalam mulutnya, sedangkan tangan kirinya meraba kelentitnya dengan gesekan yang cepat. Akupun menekan pantatku ke depan sambil kedua tanganku memegang kepala Nelly. Dan diakhiri dengan amblasnya kontolku dimulut Nelly kurasakan batang batang kontolku mengedut-ngedut dalam kemotan mulut Nelly. Tubuhku bergetar hebat dan nafasku memburu menahan getaran nikmat, mataku memejam dan kepalaku tengadah menikmati semburan dan tembakan maniku di mulut Nelly.
“Crat.. Crrtt.. Crutt.. Crtt.. Crott..Crettt…Croootsss!! Banyak sekali cairan spermaku yang tersembur, kurasakan tujuh kali kontolku menembakkan mani. Nelly yang tahu aku telah menembakkan spermanya, dengan sigap menelan setiap tembakan spermaku dengan lahap sambil semakin cepat mengocok kontolku sedangkan tangan kirinya tak henti-henti menggesek kelentitnya. Semburan spermaku masuk mulutnya dan sebagian lagi menuju wajahnya dan yang lainnya ia arahkan ke payudaranya yang besar dan sekal. Dari sensasi tembakan spermaku, ternyata iapun mencapai puncak birahinya kembali hingga matanya terlihat merem melek dan sedikit mendelik saat puncak itu datang kembali padanya. Dengan nafas yang masih terengah-engah aku menunduk dan mencium kening Nelly dengan mesra dan kemudian bibir kami saling berpagutan sesaat. Getaran tubuhku mulai sedikit mereda namun nafasku masih tak beraturan.
“Nelll.terimaa..kasihhh…sayyyanggg…akhuu…nikmaaatt ss…sekallli…aahhh..kamuu.. memmaang…hebbbatss…sayaanggg….Beruntung..Somaa..Me milikimu…Uhhh…”
Racauku sambil berusaha meredakan nafasku yang masih memburu. Nelly tersenyum manis mendengar racauanku dan menyela
“Kamuuu…jughhaa hebat….manimu rasanya enakk sekali….aku juga puas…sayang” jawab Nelly dengan manja. Kemudian ia berdiri dari jongkoknya dan bibirnya segera mencium bibirku. Kamipun berciuman dengan mesra dan saling berangkulan. Denting suara jam mengagetkan kami, dan kulihat waktu menunjukkan hampir pukul 2 dinihari. Tak terasa permainan kami berlangsung sekitar lima belas menit, namun kenikmatan yang kami rasakan sangat lama dan menguras tenaga. Kamipun segera melepaskan ciuman dan pelukan untuk kemudian mengambil baju yang berserakan dilantai ruang makan dan memakainya kembali. Kamipun menuju kamar mandi untuk membersihkan kemaluan kami masing-masing. Dalam kamar mandi itu, Nafsuku naik lagi melihat bayangan tubuh Nelly yang membelakangiku sedang asyik membersihkan mekinya yang tadi habisku hajar. Pantatnya yang semok, besar dan padat sangat menggodaku hingga tanganku tak kuasa untuk meremasnya. Nelly sedikit terkejut, sambil memalingkan mukanya ia tersenyum. Akupun segera menghampirinya kembali bermaksud merangkulnya, namun kali ini dengan halus Nelly menolak..
“ Eiitss.... janji Cuma sekali khan? Jangan ah..nanti Soma keburu bangun…sebab jam 3 nanti ia akan berangkat ke Dumai mengejar pesawat jam 7…katanya..udah puass” jawab Nelly sambil menahan kedua tanganku.
“ Ohh..gitu..habiss…tubuhmu..apalagi pantatmu ini Nell, sangat menggodaku,..tadi kamu juga puaskan?” Jawabku sedikit kecewa sembari bertanya dan segera mengurungkan niatku untuk memeluknya. Aku bisa mengerti ketakutan dan alasan yang dikemukakannya, dan memang tadi aku hanya minta sekali padanya.
“ Puass sekali, tapi bukan berarti kita harus melakukannya lagi khan?” jawabnya dengan manja dan tanpa menghentikan tangannya membersihkan mekinya.
“ Ohh…jadi…kejadian tadi nggak akan terulang lagi dong?” tanyaku sambil mengambil sabun berniat menyabuni kontolku.
“ Ahh..kita liat aja nanti,OK!” jawabnya sambil membasuh mekinya dengan air. Selanjutnya iapun beranjak untuk keluar dari kamar mandi. Namun sebelum keluar,ia dengan mesra memegang kepalaku dan mengecup keningku sekali kemudian mencium bibirku. Belum sempat aku membalas, ia sudah melepaskan ciumannya dan segera beranjak keluar.
“ Udah malam, tidur sana..nanti bangunnya kesiangan lagi, Besok kamu ada acara khan?” Tanyanya
“Iya, mencari reseller buat pengembangan bisnis” jawabku
“ OK deh, selamat tidur ya, mimpi yang indah, uuumm ..muaahh” katanya sambil kiss bye di depanku dengan manjanya. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya. Dengan segera akupun menyelesaikan pekerjaanku tadi dan tak lama kemudian, akupun beranjak menuju kamar tamu yang telah disediakan Soma untuk beristirahat.
Dalam tiduranku, ku bayangkan kejadian yang barusan terjadi, dan baru sadar akan bahaya yang dapat ditimbulkan jika sewaktu-waktu saat itu Soma bangun dan memergoki kami, bisa celaka dua belas dech. Mungkin golok sudah melayang ke leherku saat itu, dan hancurlah pertemananku dengannya. Namun rasa itu segera hilang, bila kuingat kembali dahsyatnya permainan Nelly yang sangat memuaskanku, hingga tanpa sadar akupun tersenyum sendiri. Hanya saja aku kecewa dan menyalahkan diriku sendiri, kenapa pada saat itu aku bilang hanya sekali saja, coba kalau nggak bilang begitu, tentu dikamar mandi tadi aku bisa kembali menikmati tubuh Nelly. Ah..emang gue pikirin, yang penting aku sudah melampiaskan rasa birahi dan penasaranku kepada Nelly, dan Soma benar, Nelly memang wanita yang hangat dan liar jika bercinta. Dengan masih mengunakan kain sarung tanpa CD dan tanpa menggunakan selimut karena panasnya udara, akupun tertidur dengan nyenyak akibat rasa lelah dan senang yang baru saja kurasakan.